Evaluasi Tim Indonesia di BWF World Tour Finals 2022

Tim Indonesia gagal meraih gelar di BWF World Tour Finals 2022. Mengirim tujuh wakil yang tersebar di semua sektor, prestasi terbaik ditorehkan sektor tunggal putra dan ganda putra yang mampu menginjak babak final.

Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra) dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ganda putra) kemudian harus puas sebagai runner-up.

Di laga final, Ginting harus mengakui keunggulan Viktor Axelsen (Denmark) dengan skor 13-21, 14-21. Sementara The Daddies dikalahkan wakil China Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi 17-21, 21-19, 12-21.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, angkat bicara tentang hasil ini.

“Secara keseluruhan kalau dilihat perjuangan anak-anak sudah maksimal ya, sudah bagus. Apalagi melihat yang baru bermain di sini seperti Gregoria dan Rinov/Pitha. Semua semangatnya luar biasa, tidak mudah menyerah dan kemauan untuk menangnya besar,” beber Rionny melansir situs resmi PBSI.

Untuk tunggal putra, Rionny mengungkapkan kekuatan sudah merata. Baik Jonatan maupun Ginting sudah selevel dengan lawan-lawannya, hanya yang paling siap di lapangan yang akan menang.

“Untuk Jojo dan Ginting secara pengalaman, kematangan pukulan dan pola permainan sudah cukup. Lawan-lawannya semua sudah satu level bisa dikatakan begitu, jadi siapa yang siap dia yang menang,” ungkap Rionny.

Terkait penampilan di babak final, Rionny menilai Ginting kurang sabar dan kerap terburu-buru untuk mengunci poin.

“Di final Ginting sebenarnya sudah benar polanya hanya keyakinan dan kesabarannya masih kurang. Dia berhasil mengatur pola permainan tapi finishing-nya masih buru-buru dan banyak mati sendiri. Ini yang harus diperbaiki,” lanjutnya.

Bergeser ke ganda putri. Rionny mengatakan bahwa Apri/Fadia harus memperbanyak variasi permainan dan memperkuat pertahanan.

“Pola permainan Apri/Fadia sudah mulai terbaca lawan, jadi harus dicari variasi-variasi lain agar tidak monoton. Defense-nya juga diperkuat,” kata Rionny.

Kredit khusus diberikan kakak dari Rexy Mainaky itu kepada Gregoria dan Rinov/Pitha di sektor tunggal putri dan ganda campuran. Penampilan keduanya memang di luar perkiraan.

“Gregoria sudah bisa mengalahkan Chen Yu Fei (China) dan merepotkan An Se Young (Korea) serta Akane Yamaguchi (Jepang), sesuatu yang cukup luar biasa. Kepercayaan diri dan mentalya sudah mulai kembali. Ini yang penting. Tapi PR nya adalah di ketahanan otot dan sedikit fokusnya. Kita akan terus tingkatkan,” ucap Rionny.

Sementara itu Rinov/Pitha pun sudah menunjukkan peningkatan. Permainan depan net Pitha sudah bagus dan Rinov sudah semakin matang.

Rionny menegaskan bahwa perjuangan maksimal bukan berarti evaluasi tidak dilakukan. Ia berharap anak-anak asuhnya untuk memperbaiki apa yang masih menjadi kekurangan-kekurangan.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.