Prancis ke Final Piala Dunia 2022, Deschamps: Bukan Kemenangan Mudah

Pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps mengakui tidak mudah bagi timnya mengalahkan Maroko di babak semifinal Piala Dunia 2022 yang digelar di Stadion Al Bayt, Kamis, 15 Desember 2022 dini hari WIB.

Maroko adalah tim penuh semangat dan ambisi untuk menjadi negara Afrika pertama yang merengkuh trofi Piala Dunia yang diperkuat sederet pemain kunci di beberapa klub top Eropa seperti Achraf Hakimi dan Hakim Ziyech.

“Itu bukan kemenangan yang mudah, kami menunjukkan kualitas, pengalaman, dan semangat tim kami,” beber Deschamps.

Mantan pemain timnas Prancis yang sebagai kapten mampu merengkuh trofi Piala Dunia 1998 di kandang sendiri itu belum mau memikirkan posisinya setelah Piala Dunia. Sebelumnya, Deschamps digadang-gadang akan digantikan Zinedine Zidane.

Bagi Deschamps yang terpenting saat ini adalah memikirkan laga pamungkas menghadapi Tim Tango pada Minggu, 18 Desember 2022 nanti.

Sebelumnya Zinedine Zidane merupakan calon pengganti Deschamps andai Prancis gagal di Piala Dunia 2022. Menanggapi nasibnya, Deschamps tidak terlalu peduli dan lebih ingin fokus ke partai puncak melawan Argentina.

“Saya tidak terlalu memikirkan diri saya sendiri, tetapi saya dapat menghargai fakta bahwa kami telah meraih kesuksesan ini. Untuk pencapaian saya, saya bukanlah hal terpenting di sini,” ujar Deschamps.

Deschamps mengatakan yang terpenting saat ini adalah tim bukan dirinya. Mereka memiliki peluang mempertahankan gelar. Menjadi satu dari sedikit juara bertahan yang sanggup “back-to-back” menjadi juara setelah terakhir kali dilakukan Brasil pada edisi 1958 dan 1962.

“Tim ini lebih penting daripada saya. Kami memiliki peluang untuk mempertahankan gelar kami di final, jadi itu sudah merupakan pencapaian yang luar biasa.Tapi kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan kami, sebagai tim dan untuk negara kami, lebih bahagia pada hari Minggu,” sambungnya.

Deschamps mengakui perjalanan timnya hingga ke final tidak lepas dari kekurangan. Banyak kekurangan yang mereka tunjukkan di laga-laga sebelumnya, termasuk saat menghadapi Maroko. Ia mengatakan untuk menjadi juara sebuah tim harus dalam kondisi terbaik.

“Kami tidak sempurna melawan Inggris atau melawan Maroko. Kami bisa bermain lebih baik. Di final melawan Argentina, kedua tim memainkan tim yang lebih baik daripada yang mereka mainkan di turnamen sejauh ini.”

Deschamps menilai Argentina merupakan tim yang solid. Namun, La Albiceleste bukanlah tim yang sempurna. Argentina tidak selalu dalam kondisi sekuat itu.

“Selalu ada pertempuran di luar sana, kami melihat Argentina yang sangat kuat melawan Kroasia, tetapi mereka tidak selalu sekuat itu.”

Terkait pertandingan final, ia menyebut dua tim terbaik akan beradu. Baginya, kemenangan akan menjadi milik tim yang paling sedikit melakukan kesalahan.

“Kami memiliki dua tim (di final) dengan kualitas yang luar biasa. Tim yang membuat lebih sedikit kesalahan kemungkinan besar akan memenangkan pertandingan, siapa pun yang berhasil melakukannya akan mengangkat trofi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.