Demikian pertanyaan yang masih meramaikan suasana setelah final Liga Champions Eropa 2021/2022 antara Real Madrid versus Liverpool pada Minggu, 29 Mei 2022 dini hari WIB lalu.
Trent Alexander-Arnold disorot karena ia dianggal gagal mencegah laju bola yang dikirim Federico Valverde kepada Vinicius Junior.
Namun, mantan pemain Arsenal, Thierry Henry membela Trent. Menurutnya, saat itu para pemain belakang Liverpool berada dalam posisi yang canggung. Bola yang dikirim Valverde sulit diantisipasi.
“Itu posisi yang canggung, yang harus dihadapinya untuk mengantisipasi umpan silang itu. Tapi overlap dari lawan menyulitkannya, dari Carvajal dan Valverde memindahkan bola melewati kotak penalti, sangat sulit buat Trent Alexander-Arnold mengantisipasinya,” beber Henry.
Saat itu, Trent lebih fokus pada Karim Benzema, striker Madrid yang sedang “on fire.” Akibatnya, ia tak menyadari kalau Vinicius berada di belakangnya.
“Saya rasa dia bahkan tidak melihat di mana Vinicius berada pada awalnya. Dia tahu Benzema tidak ada di depannya. Dia melihat Benzema berhenti, jadi dia berhenti di garis pertahanannya.”
Sebelumnya, muncul kecemasan pemain asal Inggris itu akan banyak meninggalkan posisinya sebagai pemain belakang untuk membantu pertahanan. Namun, Henry melihat di pertandingan itu dia justru lebih fokus mengawal pertahanan dengan Benzema sebagai sasaran penjagaan.
“Tapi masih ada orang di belakangnya, buat saya itu sangat sulit untuk diantisipasi Trent Alexander-Arnold. Ingat juga, Liverpool kehilangan bola. Dia bergerak dengan agak lebih banyak memikirkan soal Benzema dan dia tak pernah berpikir soal pemain sayap,” beber mantan pemain Barcelona itu.
Sebagaimana diketahui gol tunggal Madrid di Stade de France, Saint-Denis, Paris, Prancis itu dicetak oleh Vinicius Junior. Striker internasional Brasil itu mencetak gol tunggal di menit ke-59 memanfaatkan umpan Federico Valverde.
Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti mengatakan kemenangan tersebut menjadi jawaban Madrid terhadap para pihak yang menganggap lolosnya mereka ke final karena faktor keberuntungan.
“Jika melihat ke belakang, orang-orang mengatakan, oh PSG tidak beruntung, Chelsea tidak beruntung, Manchester City tidak beruntung, jadi (melawan Liverpool) ini adalah pertama kalinya orang-orang menilai kami seimbang,” ungkap Ancelotti.
Pria asal Italia itu menilai permainan Liverpool sudah bisa ditebak. Tak heran mereka pun mampu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik.
“Kami tahu strategi apa yang harus dipakai, jangan berikan ruang di belakang bek yang bisa mereka manfaatkan untuk menerobos masuk.”
Eks pelatih AC Milan itu mengakui penampilan timnya tidaklah istimewa. Namun, mereka bisa memanfaatkan setiap kesempatan untuk mencetak gol.
Berita ini disponsori oleh 1Bandar – Agen Bola Online.