Chico Aura Melaju, Jonatan Christie Terhenti

Hasil berbeda dialami dua pemain tunggal putra Indonesia di Malaysia Masters 2022. Chico Aura Dwi Wardoyo sukses memetik hasil positif saat menghadapi Lee Cheuk Yiu dari Hong Kong.

Tampil di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Rabu (6/7/2022), Chicho menang rubber game 21-16, 17-21, 21-19.

Usai pertandingan, pemain kelahiran Jayapura itu mengaku senang bisa memetik kemenangan ketiga atas pemain tahun itu sepanjang tahun ini.

“Tadi, Alhamdulillah main dengan baik dan tidak cedera juga sampai akhir,” bebernya melansir siaran pers Humas PP PBSI.

Chico mengaku dirinya bisa mengontrol pertandingan dan menjaga fokus sepanjang laga.

“Secara keseluruhan bisa mengontrol permainan lawan, bisa fokus dan pegang bola depannya,” sambungnya.

Ia mengakui banyak belajar baik dari rekaman video maupun masukan dari para pemain senior tunggal putra tentang pemain asal Hong Kong itu.

“Saya sudah bisa lebih belajar dari video dan masukan kakak-kakak senior di tunggal putra juga pelatih tentang permainan dia. Itu sangat membantu saya jadi lebih enak untuk how to play-nya sudah lebih mengerti.”

Chico mengakui kepercayaan dirinya semakin baik dibanding saat tampil di Malaysia Open Super 750 pekan lalu.

“Permainan saya sudah jauh lebih baik daripada permainan minggu lalu. Saya lebih percaya diri soalnya dari suasana dan kondisi lapangan sudah tahu. Target bisa terus main bagus dan mengeluarkan semua yang sudah dilatih selama ini,” tutupnya.

Hasil berbeda ditorehkan Jonatan Christie. Pemain yang karib disapa Jojo ini harus angkat koper di babak pertama setelah dikalahkan Wang Tzu Wei asal Taiwan dengan skor 21-16, 18-21, 25-27 dalam pertarungan 93 menit.

Jojo sungguh kecewa dengan hasil minor itu. Ia tak puas dengan kinerja perangkat pertandingan yang dinilai kerap merugikan dia dan membuat konsentrasinya terganggu.

“Secara permainan saya merasa semua sudah oke tadi. Tetapi memang ada beberapa keputusan perangkat pertandingan yang saya rasa merugikan saya. Wasit agak kurang tegas,” beber Jojo.

Lebih lanjut, pemain kelahiran Jakarta itu memberikan sejumlah contoh betapa buruknya kinerja sang pengadil pertandingan di laga itu.

“Seperti misalnya lawan beberapa kali mengulur waktu secara tidak wajar, tapi tidak pernah diperingatkan. Lalu ada beberapa keputusan hakim garis yang kurang tepat, juga keputusan wasit yang meng-overrule keputusan hakim garis yang menurut saya keliru. Ini yang membuat saya agak kesal dan kecewa. Sebenarnya saya coba untuk tetap main fokus, tapi ya hasilnya tidak sesuai dengan keinginan. Belum rezeki.”

Walau kalah, Jojo tidak ingin terpenjara. Ia mengaku berusaha mengambil hal positif dan bersiap menghadapi turnamen berikutnya.

 

INFOPRIORITAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *