Indonesia tak memiliki pemain di final Denmark Open 2024. Tiga wakil tersingkir di babak empat besar, yaitu Putri Kusuma Wardani dan Gregoria Mariska Tunjung di nomor tunggal putri serta ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Setahun lalu, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana keluar sebagai runner-up turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 750 ini.
Fajar/Rian menjadi wakil Indonesia terakhir yang tersisih di semifinal, setelah kalah dari wakil tuan rumah Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen. Dalam pertandingan yang digelar pada Sabtu (19/10), di Jyske Bank Arena, Odense, Denmark, tersebut, mereka kalah rubber game 20-22, 21-18, 11-21
“Melawan tuan rumah di hadapan para pendukung mereka, memang tidak mudah. Tapi ini bukanlah menjadi suatu alasan, karena mereka bermain dengan sangat baik dan sangat pintar dalam memilih strategi hari ini. Dan tentu juga dengan seluruh pengalaman mereka yang sudah matang,” jelas Fajar kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Namun, Fajar berpendapat, pertandingan di gim pembuka justru menjadi momentum bagi Astrup/Rasmussen untuk bangkit. Setelah tertinggal dalam perolehan poin, pasangan tuan rumah mampu memaksa setting dan mengunci kemenangan di gim pertama. Di lain sisi, keputusan hakim servis dinilai Fajar cukup mempengaruhi permainan duo “Merah Putih”. “Saya sempat menyayangkan juga, keputusan hakim servis yang menggagalkan servis saya,” katanya.
“Karena dengan servis yang sama pun dari awal gim tidak pernah di-fault. Tapi justru di poin kritis di 20-17 akhirnya saya terkena fault. Namun, ya keputusan hakim servis adalah bulat dan kami harus terima itu. Namun, yang saya sayangkan, jika dengan servis saya yang seperti itu dinyatakan fault, seharusnya dari awal gim sudah dinyatakan fault,” Fajar, menjelaskan.
Akan tetapi, kata Fajar, kesalahan servis juga bukan menjadi alasan atas kekalahan ini. Astrup/Rasmussen, tegasnya, bermain lebih baik dan memiliki kualitas teknik servis yang cukup menyulitkan lawan. “Mereka menggunakan teknik servis panjang ataupun flick serve yang membuat kami kesulitan dalam mengembalikan bola,” ungkapnya.
Hal hampir serupa juga dilontarkan oleh Rian yang menilai gim pertama menjadi titik balik bagi pasangan tuan rumah. Padahal, menurutnya, mereka merasa sudah nyaman dengan pola permainan dalam meladeni perlawanan Astrup/Rasmussen.
“Namun, ya kembali lagi, kami belum berhasil merebut kemenangan di gim pertama. Tapi tentu semua ini akan terus kami jadikan sebuah pelajaran. Memang di hasil evaluasi kami akhir-akhir ini, pada poin-poin krusial, kami belum bisa memanfaatkan momen ini,” paparnya.
“Namun, di samping itu semua, kami tetap bersyukur apapun hasilnya dan kita harus melakukan evaluasi kembali buat ke depannya,” demikian Rian.