Seberapa anehkah fetish seksual kamu?
Info Prioritas – Di Indonesia, bicara soal fetish seksual masih dianggap tabu. Maklum saja, Indonesia hingga saat ini masih kental dengan budaya Timurnya.
“Sebenarnya, penting apa tidak sih membicarakan perihal fetish kamu sama pasangan?”
Baiklah, kita bahas dahulu mengenai sejarah dari fetish seks itu sendiri.
Sejarah fetish seks
Jika mengartikannya dahulu secara satu persatu, “fetish” sendiri dalam bahasa Inggris mempunyai arti jimat atau dikaitkan dengan pujaan karena perasaan yang terpesona akan sesuatu.
Nah, Apabila dikaitkan dengan perihal seksual. Maka fetish seksual bisa diartikan dalam sesuatu yang hasrat terpesona dari seseorang terhadap lawan jenis terkait seksual dan rangsangannya.
Dan ternyata, menurut penelitian dari ahli seksologi dari Institute of Clinical Sexology yang ada di London, Inggris. Fetish akan seks itu sudah ada sejak zaman 1370 sebelum masehi, di tanah Mesir. Siapakah yang menjadi pencetus sexual fetishism ini?
Nefertiti. Dialah yang menjadi pusat perhatian para kaum Adam pada masa tersebut.
Kaum Adam yang hidup pada zaman tersebut, begitu memuja Nefertiti dan berimajinasi akan hasrat seksual kepada sang Ratu. Namun menurut pandangan dari para ahli seksologi, fetish yang terkandung dalam imajinasi kaum Adam masa itu masih tergolong normal.
“Apakah ada fetish seksual yang tidak normal?”
Kajian mengenai fetish nyeleneh
Masih dengan para ahli seksologi dari Insitute of Clinical Sexology. Mereka berpendapat, setiap tahun perkembangan mengenai fetish dari rangsangan seks seseorang selalu berubah-ubah.
Sebagai contoh, era 80 s/d 90-an dahulu, fetish seks yang muncul dan populer adalah bulu yang lebat di dada dan kumis/janggut dari seorang lelaki. Bagi kaum Hawa, melihat hal tersebut menjadi fetish seks yang luar biasa dan dianggap sang Adam berpenampilan jantan. Sedangkan kaum Adam pada masa itu, menyukai wanita yang bertubuh estetis seksi dengan bulu ketiak.
Pada masa sekarang ini, semua berubah total. Sebagian para wanita menyukai dan memuja kaum Adam yang berpenampilan tubuh kekar atletis. Namun sebagian lagi lebih memuja pria dengan tubuh tambun alias perut buncit.
Bicara fetism seksual dari sisi nyeleneh, para pria sekarang ini mempunyai keragaman pemujaan dalam imajinasi seksual mereka ketimbang lawan jenisnya. Yang terlihat jelas adalah menyukai wanita yang berkacamata, memakai stocking ketat, ketiak dan pubis yang mulus. Bahkan spesifik kepada beberapa partial/bagian dari tubuh sang lawan jenis, seperti payudara, pantat, paha yang besar dan betis yang jenjang.
Gilanya, orientasi dari fetish seksual manusia zaman modern saat ini mengambil acuan dari film-film porno yang bisa ditonton dengan bebas di internet.
Baca juga: “Trend Cukur Rambut Pubis, Antara Estetika vs Kesehatan“
Normal dan sehatkah fetish seks yang demikian?
Membahas masalah sehat atau tidak dan normal atau tidak akan hal tersebut. “Itu kembali kepada naluriah alami dan sepanjang tidak lepas dari norma-norma kehidupan yang ada saat ini, hal tersebut bisa dikatakan normal dan sehat”, ujar pakar seksologi Indonesia, Dr. Boyke.
“Namun, jika sudah dilakukan secara terpaksa dan di bawah tekanan. Maka hal itu sudah tidak bisa dikatakan lagi sebagai sesuatu yang normal atau sehat. Saya pribadi lebih melihat hal tersebut sebagai fetish yang menyimpang”, tambah Dr. Boyke.
“Fetish seksual apa sajakah yang dianggap tidak normal?”
Fetish dalam hubungan seksual yang dianggap sudah keluar dari konteks norma kehidupan adalah swinger, LGBT, anak kandung, anak tiri, karakter film kartun/animasi dan masih banyak lagi.