Hari raya Idul Adha merupakan salah satu hari besar bagi kaum Muslim. Di hari bahagia tersebut, Federasi Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) pun memberikan kelonggaran kepada para atlet untuk bisa merayakan hari raya tersebut bersama keluarga.
PBSI memberikan izin kepada para pemain bulu tangkis untuk pulang ke rumah. Namun demikian ada syarat khusus yang harus dipenuhi. Sebagaimana dikatakan Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto izin ini hanya diberikan kepada para pemain yang sudah lama tidak bertemu keluarga dan hanya akan kembali ke rumah dan tidak ke tempat lain.
“Artinya kalau mereka-mereka (atlet) yang sudah lama tidak bertemu keluarga, dan izinnya pulang ke rumah, tidak kemana-mana (ya boleh),” beber Achmad Budiharto.
Lebih lanjut Budiharto mengatakan izin ini hanya ditujukan untuk bertemu keluarga. Sementara itu bila sampai ada yang ke luar kota maka mereka harus menjalani karantina. Sementara itu untuk kembali ke pelatnas mereka juga harus mengantongi sejumlah izin yang tidak mudah.
“Tapi prioritasnya ketemu keluarga, lho, ya. Karena kalau sampai ke luar kota, mereka harus karantina dulu. Selain itu, kalau mau pulang, proses perizinannya juga tak mudah,” lanjutnya.
Untuk para pemain yang ingin bertemu keluarga harus mendapat sejumlah izin mulai dari izin kepala pelatih sektor, dokter pelatnas PBSI hingga izin dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI.
“Jika dari pelatih dan dokter memberi izin, tapi kabid binpres tidak. Tetap tidak bisa pulang. Tapi mereka sih rata-rata masih ada di asrama karena kalau mau pulang prosesnya tidak mudah. Artinya, secara prinsip sama. Kalau mereka kangen rumah, ya boleh, tapi izinnya yang tiga lapis tadi,” sambungnya.
Sementara itu di hari raya ini para penghuni Pelatnas tetap menjalani serangkaian kegiatan keagamaan mulai dari salat id hingga penyembelihan kurban.
“Tadi salat Id sudah pukul 06.30 WIB, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kurban sekitar 7.30 WIB. Itu saja acaranya,” tandas Budiharto.
Dilansir dari IDNLIVE, Budiharto mengatakan ada sejumlah hewan yang dikurbankan, terdiri dari 12 ekor kambing dan satu ekor sapi.
“Banyak yang menyumbang seperti Mohammad Ahsan, Praveen Jordan, Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faizal. Saya tidak hafal semua. Tapi memang tidak banyak (yang dikurbankan) hanya 12 ekor kambing dan 1 ekor sapi dari PBSI,” tegasnya.
Menurut Budiharto dalam situasi dunia yang tengah menghadapi wabah Corona, keputusan untuk menyumbang hewan kurban memiliki arti tersendiri.
“Mereka (para atlet) ini pun tak mudah. Tidak ada kejuaraan, kontrak-kontrak juga rata-rata masih dipending, artinya kalau bicara finansial mereka juga sulit. Tapi dengan keinginan mereka mau tetap berkurban buat sesama, itu satu hal yang patut kita apresiasi lah,” pungkasnya.