Hingga kini belum ada kejelasan terkait nasib Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di Pelatnas PBSI. Pasangan ganda campuran itu belum juga dipanggil ke Cipayung.
Berhembus kabar, pasangan tersebut dicoret alias didegradasi sehingga mereka harus kembali ke klub masing-masing. Kabar ini mencuat setelah tak terlihat keduanya saat tes kesehatan pada Rabu, 19 Januari 2022 lalu.
Hal tersebut pun mendapat tanggapah dari berbagai pihak. Salah satunya dari mantan pelatih kepala ganda campuran PBSI, Richard Mainaky.
Richard melansir Detik.com memberikan gambaran terkait masa depan ganda campuran Indonesia tanpa Praveen/Melati.
Di satu sisi, tak ada pasangan ranking lima dunia itu di Pelatnas akan membuka kesempatan bagi para pemain muda untuk unjuk gigi.
“Karena regenerasi kan memang harus berjalan, jadi ini kesempatan untuk pemain muda menunjukkan prestasinya,” beber Richard.
Selain soal regenerasi, hal positif lainnya adalah Nova Widianto, pelatih ganda campuran, bisa meracik pemain secara leluasa. Mantan pemain nasional itu bisa mengembangkan polanya sendiri lantas mengevaluasinya.
“Nilai plus lainnya kepada Nova (Widianto) sendiri. Artinya, jadi kesempatan Nova meracik pemain dengan leluasa sesuai kemampuannya. Selama ini, Nova selalu ikut dengan pola saya, meneruskan lah istilahnya. Nah, dengan kondisi ini dia bisa membentuk pemainnya sendiri dan menguji sejauh mana hasilnya.”
Walau begitu tanpa Praveen/Melati di Cipayung bukan tanpa risiko. Richard menilai ada sejumlah dampak negatif yang bakal muncul
“Mereka akan kehilangan panutan nama besar. Sedangkan generasi pemain muda kita masih mencari identitas mereka dan masih bersaing di antara sesama pemain untuk mencari siapa yang menjadi andalan atau ujung tombak ganda campuran kelak. Nah, ini kan yang belum jelas.”
Hal tersebut akan menuntut kerja ekstra keras dari tim pelatih. Tanpa Praveen/Melati akan tercipta jurang kekosongan yang dalam. Patut diakui Praveen/Melati adalah pasangan kelas dunia yang sudah menghadirkan banyak prestasi di antaranya juara All England.
Terputusnya rantai regenerasi sesungguhnya pernah terjadi di sejumlah sektor. Salah satunya sektor tunggal putri selepas era Linda Wenifanetri.
“Sama seperti ganda putri dulu. Ini saja tertolong oleh sosok Greysia Polii, dia punya karakter bermain, prestasi, atittude yang bagus. Jadi menarik pemain mudanya pun bisa.”
Richard pun mengkhawatirkan nasib ganda campuran Indonesia bila para pemain senior itu sungguh-sungguh didepak dari Pelatnas PBSI.
“Jadi PBSI sudah harus benar-benar terima kenyataan jika ganda campuran nantinya kembali ke posisi start atau turun level. Bukan di posisi nol sekali ya, karena Rinov Rivaldy/Phita Hanningtyas Mentari levelnya sudah oke lah, level 300, masih bisa.”
Richard memprediksi untuk kembali mencetak pasangan kelas dunia butuh waktu dan proses yang panjang.
Berita ini disponsori oleh Clubpokeronline – Agen Slot.