Di tengah prestasi muram para pemain senior di Asian Games Hangzhou lalu, keberhasilan Alwi Farhan naik podium juara BWF World Junior Championships 2023 bak oase di padang pasir.
Keberhasilan ini menyiratkan harapan bahwa bulutangkis Indonesia masih ada dan memiliki harapan cerah dengan sukses yang diukir Alwi.
“Semoga dengan kemenangan saya ini bisa memberi semangat bagi bulutangkis Indonesia untuk bangkit. Kemenangan ini tentu sangat berarti bagi saya. Tetapi saya tidak boleh cepat puas, karena ini baru juara level junior. Saya pun ingin bisa tampil konsisten saat masuk ke level senior. Saya mau bisa masuk top 50 dulu,” harap Alwi melansir situs resmi PBSI.
Selain Alwi, Indonesia juga meloloskan Chiara Marvella Handoyo ke final. Sayang, pada laga puncak tunggal putri, Chiara seperti tampil antiklimaks saat melawan Pitchamon Opatniputh asal Thailand. Hanya dalam 33 menit, Chiara menyerah kalah 11-21, 9-21. Dengan kegagalan ini, Chiara pun gagal mengikuti jejak Gregoria Mariska Tunjung, sebagai pemain tunggal putri Indonesia terakhir yang menjadi juara dunia junior 2017 di Yogyakarta.
“Puji Tuhan dan tetap bersyukur bisa meraih posisi runner up. Tetapi saya juga merasa kecewa karena gagal mengibarkan bendera Merah-Putih. Saya penginnya bisa juara, tetapi dengan hasil ini, tetap harus disyukuri,” lata Chiara.
Chiara mengaku sempat mengalami kendala terutama tempo permainan yang terus dikontrol lawan.
“Tadi kendala di lapangan, dari sisi tempo permainan, saya diatur lawan terus. Saya tidak bisa keluar dari tekanan lawan,” tambah Chiara.
Chiara melaju ke final Kejuaraan Dunia Junior 2023 setelah menang atas Huang Lin Ran (China( dengan skor 21-17, 21-19 dalam durasi 47 menit. Di perempatfinal, dia membuat kejutan dengan menggusur unggulan pertama sekaligus juara Kejuaraan Dunia 2022 asal Jepang, Tomoka Miyazaki dengan skor 21-14, 18-21, 22-20 dalam durasi 80 menit.
Dengan hasil ini, dari nomor perseorangan Kejuaraan Dunia Junior 2023, Indonesia menyabet satu medali emas lewat Alwi, ditambah perak disumbangkan Chiara, sedangkan satu medali perunggu dihasilkan oleh ganda campuran Jonathan Farrell Gosal/Priskila Venus Elsadai yang tersingkir di semifinal setelah dikalahkan Liao Pin Yi/Zhang Jia Han asal China, 16-21, 16-21.
Sebelumnya pada nomor beregu untuk memperebutkan Piala Suhandinata, Indonesia harus puas sebagai runner up, setelah takluk 1-3 dari China di final. Skuad Garuda Muda pun harus puas dengan kalungan medali perak.
Keberhasilan di Negeri Paman Sam kali ini semua memang tidak didapat dengan mudah. Tahun lalu saat Kejuaraan Dunia Junior digelar di Santander, Spanyol, pada nomor beregu Indonesia harus puas sebagai semifinalis. Serta meraih dua medali perak dari nomor perseorangan.
Namun berkaca dari pengalaman tersebut, PP PBSI segera melakukan evaluasi untuk memperbaiki hasil pada kejuaraan tahun lalu dengan melakukan pembibitan dan persiapan lebih matang untuk menghadapi WJC 2023 yang berlangsung di Spokane, Washington, AS.
Berkat kerja keras para atlet, pelatih, dan team support, Indonesia kini akhirnya berhasil meraih posisi sebagai runner up di nomor beregu, dan melahirkan satu juara, satu runner up, serta satu semifinalis di nomor perseorangan. Semua ini tentu tidak lepas dari doa dan dukungan masyarakat Indonesia.