Juventus yang keluar sebagai juara Serie A musim ini hanya mencatatkan keunggulan satu angka di tabel klasemen akhir. Nyonya Tua finis dengan raihan total 83 poin, selisih satu angka dari Inter Milan.
Hal ini tidak lepas dari kekalahan Juventus di laga terakhir menghadapi AS Roma. Meski bermain di kandang di Stadion Allianz Arena, Minggu, 2 Agustus 2020 dini hari WIB, Bianconeri takluk dengan skor 1-3.
Pencapaian Juventus musim ini pun menuai sindiran. Salah satunya datang dari presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis. De Laurentiis mengatakan bahwa Juventus memang sudah seharusnya mengunci gelar juara. Pasalnya tim tersebut memiliki skuad mumpuni dan merata di semua lini.
“Sudah wajar sih meraih gelar juara di Juventus. Maurizio Sarri selalu ada di hati saya, karena sepakbolanya sudah mengejutkan seluruh Eropa. Saya selalu berterima kasih untuk itu, tapi kita semua pernah melakukan hal bodoh dalam hidup ini, dia pun melakukannya 2-3 kali yang harusnya bisa dihindari. Tapi itu masalahnya,” beber De Laurentiis.
Lebih lanjut De Laurentiis menyayangkan keputusan Sarri yang meninggalkan Napoli untuk hengkang ke Liga Inggris bersama Chelsea. Menurut De Laurentiis, seandainya Sarri bertahan di San Paolo maka bukan tidak mungkin Napoli akan mampu meraih dua scudetto.
“Saya cuma bisa menyayangkan itu karena jika dia tetap bertahan di Napoli, mungkin bisa membantu kami memenangi dua Scudetto. Tapi dia sepertinya tidak mau mengambil risiko dan memilih pergi ke klub lain,” lanjutnya.
Selain itu De Laurentiis menilai keputusan Sarri untuk pergi ternyata tidak membuatnya menjadi lebih bahagia. Menurutnya, Sarri tidak merasa bahagia seperti di Napoli.
“Dia pergi ke tempat lain, tapi saya rasa tidak merasa bahagia seperti di Napoli.”
Sementara itu Sarri pada kesempatan berbeda angkat bicara terkait sepak terjang Juventus musim ini. Menurutnya timnya meraih scudetto setelah melewati perjuangan yang panjang dan melelahkan.
“Ini adalah salah satu musim tersulit karena segala hal yang terjadi,” beber Sarri seperti dilansir dari Mix Parlay Sports-news.
Lebih lanjut Sarri mengatakan gelar juara yang diraih musim ini terjadi dalam situasi yang tak menentu saat dunia terserang wabah Corona dengan korban meninggal ribuan orang.
“Kami memulai pramusim 6 Juli dan meraih gelar juara 26 Juli di tahun berikutnya, sulit sekali. Tidak ada yang bilang kepada saya bahwa periode 50,60 hari ketika kita dilockdown adalah saatnya bersantai, karena kita membaca berita ribuan orang meninggal,” lanjutnya.