Kecewanya Koulibaly Hanya Semusim di Chelsea

Masa depan Kalidou Koulibaly sungguh pendek. Ia hanya melewatkan satu musim bersama klub asal London itu.

Bergabung dari Napoli pada musim panas 2022 kini ia sudah harus berganti seragam. Pemain seharga 33 juta poundsterling itu dilepas ke Arab Saudi.

Pemain senior asal Senegal itu akan memulai petualangan di Timur Tengah bersama Al Hilal.

Pemain yang berposisi sebagai bek itu pun menumpahkan isi hatinya ketika harus meninggalkan Stamford Bridge. Ia hanya tampil 23 kali di Liga Premier Inggris dan 20 di antaranya menjadi starter.

Berbeda dengan di Napoli, pemain 32 tahun itu lebih banyak menjadi korban rotasi dari manajer Chelsea yang datang silih berganti.

Kolulibaly mengatakan dirinya tidak selalu mempermasalahkan ketika hanya menjadi cadangan. Ia berusaha untuk bersikap profesional hanya saja merasa tidak melakukan apa-apa dengan hanya menjadi pemain cadangan.

“Saya tidak dapat jaminan main regular (di Chelsea), saya selalu profesional tapi saya tidak suka duduk di bangku cadangan dan tidak melakukan apa-apa,” buka Koulibaly.

Pemain asal Senegal itu menegaskan dirinya ingin berbuat sesuatu terutama menjadi contoh bagi para pemain muda. Ia menginginkan agar dirinya berada di tempat yang bisa menjamin hal tersebut.

“Saya lebih memilih tempat di mana saya diinginkan dan di pusat proyek dan bisa jadi panutan untuk pemain-pemain muda.”

Ia menyadari ada ekspektasi besar kepadanya saat bermain di Liga Premier Inggris. Namun, ia menolak menyebut dirinya tampil buruk di kompetisi tersebut.

Ia justru menyoal pilihan pelatih dan klub yang membuatnya tidak bisa membuktikan diri secara maksimal.

“Premier League luar biasa dan ada pemain-pemain hebat. Mereka mengharapkan Koulibaly yang di Napoli, tapi saya kira musim saya tidak jelek-jelek amat. Saya butuh waktu dan dalam satu tahun saya tidak bisa membuktikan apa yang saya inginkan karena pilihan pelatih dan klub.”

Terlepsa dari hal-hal tersebut, ia menyebut dirinya punya batas toleransi. Dengan mempertimbangkan keluarga dan anak-anak maka pada titik tertentu ia harus mengambil keputusan.

“Saya senang dengan apa yang saya pelajari soal batas saya, keluarga saya, dan anak-anak saya. Waktu saya sudah tiba dan saya harus mengambil keputusan,” tutupnya.

Apakah menurut Anda, kepergian Koulibaly semata-mata karena performanya yang tak memuaskan? Atau ada faktor utama lainnya yang berada di baliknya?

Apakah Arab Saudi merupakan pilihan yang tepat untuk dia?

INFOPRIORITAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *