Ganda putra nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menutup Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 dengan sebuah kemenangan. Mereka berhasil menyudahi perlawanan juara Spain Masters 2021, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Laga Simulasi Olimpiade Tokyo yang berlangsung di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur hari Kamis (17/6) petang itu dituntaskan The Minions lewat rubber game 18-21, 21-14, 21-16.
Kevin Sanjaya mengatakan lawan yang dihadapi bermain cukup bagus. Sementara itu di sisi lain ia dan pasangannya masih berusaha mencari pola permainan yang tepat sehingga mereka kehilangan set pertama.
“Hari ini lawan bermain cukup bagus ya, di gim pertama kami kalah start dan mereka lebih nothing to lose mainnya. Kami juga masih mencari-cari pola permainan sedangkan mereka bisa langsung in,” kata Kevin usai pertandingan seperti dilansir dari badmintonindonesia.org.
Tandem Kevin, Marcus Gideon tidak menyangka pasangan muda itu akan bermain cepat sejak awal. Namun situasi seperti itu sudah sering mereka hadapi selama latihan bersama.
“Kami kaget juga, tidak menyangka mereka main cepat juga sejak awal tapi beruntung kami bisa menyesuaikan. Memang kita tidak bertanding cukup lama tapi kita di latihan konsisten dan selalu maksimal jadi kecepatannya masih bisa mengikuti lah,” sambung Marcus.
Marcus/Kevin mengatakan bahwa mereka ingin terus mematangkan pola permainan yang belum mencapai level maksimal. Ia menilai masih banyak hal yang harus diperbaiki dan dievaluasi. Salah satunya untuk mendapatkan pola permainan terbaik.
“Kalau puas 100% sih belum. Masih banyak yang harus diperbaiki dan dievaluasi, pola permainan juga belum nemu banget. Ya lebih ke teknis,” ujar Kevin yang sudah menjalani dua kali vaksin usai terpapar Covid-19 bulan Januari lalu.
Ditargetkan meraih medali emas Olimpiade menjadi beban tersendiri bagi Marcus/Kevin, tapi mereka memiliki cara sendiri untuk meredamnya. Marcus mengatakan saat ini mereka berusaha untuk mengolah tekanan dan emosi secara baik.
Ia menyadari target yang dibebankan kepada mereka. Namun ia mengatakan akan berjuang maksimal dan tidak sampai terbebani dengan target besar itu yang justru bisa mempengaruhi permainan mereka di lapangan.
“Faktor paling penting adalah menjaga mental dan tekanan. Harus bisa kontrol emosinya. Kami ditarget emas tapi tidak ada yang jamin bisa dapat kan? Jadi sebisa mungkin dijaga hatinya agar tidak menggebu-gebu pengen, nanti takutnya malah kepikiran dan kalah,” pungkas Marcus.
Dengan selesainya simulasi, maka tim Indonesia akan segera merampungkan program latihan selama kurang lebih dua minggu sebelum bertolak ke Kumamoto, Jepang, pada tanggal 8-18 Juli untuk aklimatisasi.
Berita ini disponsori oleh Clubpokeronline – Situs Game Online.