Menang Adu Penalti Atas Inggris, Italia Juara EURO 2020

Tim nasional Italia akhirnya keluar sebagai yang terbaik di turnamen EURO 2020. Di partai final yang digelar di Stadion Wembley, London pada Senin, 12 Juli 2021 dini hari WIB, Gli Azzurri berhasil mengandaskan harapan tuan rumah Inggris.

Italia Juara EURO 2020

Italia menggondol trofi prestisius tersebut usai memenangai pertandingan melalui drama adu penalti. Kedua tim sempat bermain imbang 1-1 hingga extra time. Dalam drama adu tos-tosan Italia menang dengan skor 3-2.

clubpokeronline - situs judi online terpercaya

Inggris sesungguhnya mampu memimpin lebih dahulu saat pertandingan baru berjalan dua menit. Berawal dari skema serangan balik, Luke Shaw berhasil meneruskan umpan crossing Kieren Trippier dari sisi kanan.

Dalam keadaan tertinggal, Italia tak patah semangat. Buktinya tim besutan Roberto Mancini itu berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-67. Kemelut di mulut gawang Jordan Pickford berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Leonardo Bonucci.

Skor imbang bertahan tidak hanya hingga waktu normal berakhir tetapi juga dua babak perpanjangan waktu. Pemenang pun ditentukan melalui adu tos-tosan. Sepakan Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka gagal menggetarkan gawang Gianluigi Donnarumma. Hanya Harry Kane dan Harry Maguire yang mampu menjalankan tuga dengan baik.

Sementara itu di kubu Italia hanya Andrea Belotti dan Jorginho yang tak mampu menggetarkan gawang Inggris. Kemenangan Italia ditentukan oleh kesuksesan Domenico Berardi, Leonardo Bonucci, dan Federico Bernardeschi menaklukkan Pickford.

Bagi Italia kemenangan ini sekaligus mengakhiri kutukan tendangan penalti. Sementara itu Inggris gagal mengakhiri paceklik gelar sejak terakhir kali menjuarai Piala Dunia 1966.

“Malam ini akan sangat sulit buat kami semua tentu saja. Anda harus merasakan kekecewaan karena kesempatan untuk meraih trofi seperti ini begitu langkah dalam hidup Anda,” ungkap Gareth Southgate.

Lebih lanjut pelatih Inggris itu mengatakan para pemain seharusnya bangga dengan pencapaian ini. Ia menilai para pemain layak mendapat apresiasi meski gagal menjadi juara.

“Tapi ketika mereka merenungkan apa yang sudah mereka lakukan, mereka seharusnya bangga dengan diri sendiri. Para pemain pantas dapat pujian. Mereka sudah memberikan segalanya yang mereka bisa.”

Susunan Pemain Italia versus Inggris:

Italia (4-3-3): Gianluigi Donnarumma; Giovanni Di Lorenzo, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, Emerson; Nicolo Barella, Jorginho, Marco Verratti; Federico Chiesa, Ciro Immobile, Lorenzo Insigne.

Cadangan: Domenico Berardi, Federico Bernardeschi, Alessandro Bastoni, Bryan Cristante, Alessandro Florenzi, Rafael Toloi, Alex Meret, Andrea Belotti, Manuel Locatelli, Francesco Acerbi, Matteo Pessina, Salvatore Sirigu.

Pelatih: Roberto Mancini

Inggris (3-4-2-1): Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Harry Maguire; Kieran Trippier, Kalvin Phillips, Declan Rice, Luke Shaw; Mason Mount, Raheem Sterling; Harry Kane.

Cadangan: Dominic Calvert-Lewin, Conor Coady, Reece James, Jack Grealish, Marcus Rashford, Sam Johnstone, Jordan Henderson, Jadon Sancho, Tyrone Mings, Aaron Ramsdale, Jude Bellingham, Bukayo Saka.

Pelatih: Gareth Southgate

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlineCapsa Online.

Derita McGregor, Kalah TKO dari Poirier dan Pergelangan Kaki Patah

Pertarungan UFC 264 antara Dustin Poirier menghadapi Conor McGregor berlangsung antiklimaks. Duel yang diharapkan berlangsung dalam beberapa ronde itu ternyata berakhir lebih cepat.

Derita McGregor, Kalah TKO dari Poirier dan Pergelangan Kaki Patah

Pertarungan yang digelar di T-Mobile Arena, Las Vegas, AS pada Minggu, 11 Juli 2021 pagi WIB hanya berlangsung satu ronde. McGregor menyerah TKO setelah pergelangan kakinya patah.

clubpokeronline - situs judi online terpercaya

McGregor sempat memberikan ancaman kepada Poirier sejak awal ronde pertama. Kedua petarung itu sempat bergulat di octagon. Beberapa detik kemudian McGregor mampu keluar dari tekanan dan terjadilah pertarungan stand up.

Malang bagi McGregor. Tak kurang dari 30 detik berselang, McGregor melakukan kesalahan fatal. Kaki kirinya salah mendarat sehingga engkelnya pun patah.

Wasit yang memimpin pertarungan itu langsung menghentikan pertandingan. Herb Dean, sang pengadil pertandingan memberikan kemenangan TKO kepada Piorier.

Dustin Poirier tentu senang dengan kemenangan tersebut. Jalannya menjadi juara kelas ringan UFC semakin terbuka lebar. Selanjutnya ia akan menantang pemegang sabuk kelas ringan, Charles Oliveira.

“Wow, itu adalah sesuatu yang ada di balik layar,” ungkap Poirier.

“Ketika itu, dia masih melontarkan kata-kata kasar dan membentuk jarinya seperti pistol ke arah kepalanya seperti ingin membunuh saya. Saya cuma bilang ‘chill, dude’,” lanjutnya.

Walau demikian, Poirier tetap memberikan respek kepada McGregor. Ia menyebut McGregor sebagai petarung hebat.

“Dia petarung hebat. Dia punya pukulan keras, kecepatan, dan mental yang kuat,” akunya.

Namun demikian Piorier berharap McGregor bisa memperbaiki sikapnya. Poirier menganggap gestur yang ia tunjukkan kepadanya sungguh tak pantas.

“Tapi rasanya, tidak pantas dan tidak baik bagi seorang petarung untuk bilang akan membunuh dan lain sebagainya. Dia harus mengubah sikapnya itu.”

Terkait insiden yang menimpa McGregor, Poirier mengaku sudah tahu bahwa lawannya itu mengalami masalah dengan engkel kaki kiri.

“Saya sudah mengeceknya. Ketika dia melepas low kick dengan keras dan saya mampu menahannya (dengan tulang kering-red), itulah ketika engkelnya akan patah.”

“Dia malah sempat beberapa kali menendang dengan kaki kiri, tapi itu sudah tidak berdaya. Saya merasakan sesuatu kalau memang akan seperti itu (engkelnya patah-red),” lanjutnya.

Pasca-pertandingan Poirier banjir pujian. Salah satunya datang dari Khabib Nurmagomedov. Mantan juara kelas ringan UFC itu memberi selamat kepada Poirier dan berharap bisa mengenakan sabuk juara.

“Kebaikan selalu mengalahkan kejahatan. Selamat untuk Dustin Poirier, semoga kamu merebut sabuk juara di akhir tahun ini,” kicau Khabib sambil melancarkan sindiran kepada mantan seterunya itu.

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlineLink Poker Online.

Jelang Final EURO 2020, Eks Pelatih Chelsea Ungkap Titik Lemah Inggris

Turnamen EURO 2020 akan memainkan partai final yang mempertemukan timnas Inggris kontra timnas Italia di Stadion Wembley, London pada Senin, 12 Juni 2021 dini hari WIB.

Jelang Final EURO 2020, Eks Pelatih Chelsea Ungkap Titik Lemah Inggris

Kedua tim tentu berambisi memenangi turnamen ini. Inggris sudah menanti lebih dari setengah abad untuk menjuarai turnamen mayor. Bermain di kandang sendiri tentu menjadi kesempatan emas yang tak ingin disia-siakan.

clubpokeronline - situs judi online terpercaya

Namun demikian Inggris bukan tanpa kekurangan. Mantan pelatih Chelsea, Antonio Conte membeberkan beberapa kekurangan armada The Three Lions yang bisa dimaksimalkan timnas Italia untuk memetik kemenangan.

“Tidak seperti Spanyol, yang cenderung mengopernya ke belakang, mereka selalu mencoba untuk memukul Anda dalam situasi satu lawan satu. Banyak juga yang memuji Harry Kane atas kemampuannya merebut bola dan bermain bersama tim, seperti saat menyamakan kedudukan melawan Denmark. Tentu saja, dia bagus dalam hal itu, tetapi di dalam kotak di mana dia klinis dan sebagai pelatih, saya akan selalu menahannya di sana, karena dia menghancurkan,” ungkap Conte.

Lebih lanjut mantan pelatih timnas Italia itu menyoroti performa dua gelandang yang dinilai sangat mengandalkan fisik.

“Ada dua gelandang yang sangat mengandalkan fisik seperti Declan Rice dan Kalvin Phillips, yang membawa keseimbangan. Tetapi sangat sedikit operan vertikal, sering kali menggunakan opsi sederhana.”

Conte mengatakan titik lemah Inggris adalah di lini pertahanan saat tim lawan menekan. Menurutnya, dalam hal ini Inggris tidak sebaik SPanyol.

“Titik lemah bagi Inggris adalah jika pertahanan mereka ditekan saat membangun dari belakang. Mereka tidak sebaik Spanyol dalam menghindari tekanan. Namun, jika Anda tampil sangat menyerang dan mereka bisa lolos, perhatikan langkah di lini depannya. Sekali lagi, ini saatnya Italia menunjukkan pengalamannya membaca berbagai momen pertandingan,” tegasnya.

Sementara itu pelatih Italia, Roberto Mancini mengatakan saat ini timnya benar-benar fokus mempersiapkan diri menghadapi pertandingan final. Masih ada satu pertandingan terakhir yang harus mereka menangi.

“Apabila kami telah mencapai titik ini, maka kelebihannya bukan untuk saya tetapi milik orang-orang yang percaya pada semua ini. Namun ini belum berakhir, ada pekerjaan yang harus diselesaikan yakni memainkan final,” tegas Mancini.

Sementara itu pemain senior Italia, Leonadro Bonucci menegaskan perjuangan timnya semakin dekat menuju titik akhir. Mereka hanya perlu memenangi laga terakhir untuk menuntaskan perjuangan mereka di turnamen tersebut.

“Sekarang cuma tinggal satu centimeter lagi. Hanya satu centimeter… Luar biasa dengan apa yang sedang kami lakukan, kami tidak seharusnya merasa sudah kenyang.”

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlineBandar Poker IDN.

Suns Petik Kemenangan di Gim Pertama Final NBA 2021

Phoenix Suns mengawali pertarungan di babak final NBA 2021 dengan manis. Tim yang berstatus juara Wilayah Barat itu berhasil memenangi gim pertama menghadapi pemenang Wilayah Timur, Milwaukee Bucks pada pertandingan yang digelar di Phoenix Suns Arena, Arizona, AS pada Rabu, 7 Juli 2021 pagi.

Suns Petik Kemenangan di Gim Pertama Final NBA 2021

Di pertandingan itu Suns menang dengan skor cukup mencolok, 118-105. Bintang kemenangan tuan rumah di laga itu adalah Chris Paul. Pemain kawakan itu menyumbang 32 poin dan sembilan assist.

buat iklan

Pemain lainnya yang berkontribusi besar bagi Suns adalah Devin Booker dengan 27 poin dan Deandre Ayton dengan 22 angka dan 19 rebound.

Tentu kemenangan ini menjadi modal penting bagi Suns untuk menghadapi gim selanjutnya. Suns akan menghadapi gim kedua di tempat yang sama pada Jumat, 9 Juli 2021 pagi WIB.

Sementara itu bintang Bucks, Giannis Antetokounmpo tak berhasil mengantar timnya mengatasi tekanan Suns. Sebelum pertandingan Antetokounmpo tak menyangka ia akan bermain di final bersama Bucks.

“Rasanya sungguh luar biasa. Saya mendapatkan kembali keseimbangan saya. Lutut saya stabil. Saya tidak merasakan sakit sama sekali. Luar biasa,” beber Antetokounmpo seperti dilansir dari Reuters.

Lebih lanjut pemain asal Yunani itu merasa senang karena bisa melantai lagi. Pasalnya ia sempat menepi karena cedera hiperekstensi lutut kiri yang membuatnya harus kehilangan kesempatan bermain di dua pertandingan final Wilayah Timur.

“Ketika saya mengalami cedera itu, saya pikir saya akan absen selama satu tahun. Tapi nyatanya sekarang saya bisa tampil, ini yang terpenting. Pada akhirnya, anda memang harus melihat sisi positif dari semua kejadian supaya bisa terus melangkah maju,” sambungnya.

Sementara itu rekan setim Antetokounmpo, Jrue Holiday, yakin dengan kondisi rekannya itu. Sebelumnya, ia melihat Antetokounmpo sudah mulai berlatih ringan dan berharap pemain berusia 26 tahun itu bisa memperkuat Bucks di gim pertama partai final.

“Saya pikir Giannis bermain bagus. Ketika Anda harus menepi untuk (beberapa) pertandingan, mungkin agak sulit saat kembali lagi ke lapangan dan bermain di Final,” ungkap Holiday.

Sementara itu pelatih Bucks Mike Budenholzer mengatakan salah satu andalannya itu belum bisa melakukan latihan penuh. Antetokounmpo hanya berlatih non-aerobik. Situasi ini tentu akan berpengaruh pada penampilannya di partai final.

“Dia (Antetokounmpo) mempunyai kebebasan. Kalau dia ingin bermain, semua orang mendukungnya,” beber Budenholzer.

“Saya pikir ada banyak hal baik mengingat apa yang telah dia lalui selama lima, enam, tujuh hari terakhir ini. Mungkin dia memang perlu bermain. Dia mempunyai ritmenya sendiri. Dia selalu menjadi lebih baik ketika dia bermain.”

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlineDomino Uang Asli.

Menang Adu Penalti Atas Kolombia, Argentina Jumpa Brasil di Final Copa America 2021

Final Copa America 2021 ideal yang diimpikan para penggemar sepak bola Amerika Selatan akhirnya terwujud. Setelah kelolosan Brasil ke partai final, giliran Argentina yang meraih tiket serupa. Pertemuan kedua tim pun menjadi harapan banyak orang.

Final Copa America 2021

Argentina menyusul Brasil setelah mengalahkan Kolombia. Pertarungan yang digelar di Estadio Nacional de Brasilia pada Rabu, 7 Juli 2021 pagi WIB berlangsung hingga babak adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 hingga babak kedua usai.

buat iklan

 

Argentina sebenarnya lebih dulu memimpin setelah umpan terukur Lionel Messi berhasil dituntaskan dengan sempurna oleh Lautaro Martinez.

Sayangnya, gol di menit ketujuh itu berhasil disamakan Kolombia di babak kedua, tepatnya di menit ke-63. Aksi Luis Diaz berakhir dengan gol penyama kedudukan. Pertarungan kedua tim pun berlanjut ke adu tos-tosan setelah tak ada tambahan waktu sepanjang 90 menit pertandingan.

Dalam drama adu penalti, hanya dua eksekutor Kolombia yang mampu menjalankan tugas dengan baik yakni Juan Cuadrado dan Miguel Borja. Sementara selebihnya berhasil digagalkan kiper Argentina, Emiliano Martinez. Davinson Sanchez, Yerry Mina, dan Edwin Cardona, belum mampu mengoyak gawang Tim Tango.

Satu-satunya penendang Argentina yang gagal menjalankan tugas adalah Rodrigo De Paul. Lionel Messi, Leandro Paredes, dan Lautaro Martinez berhasil menggetarkan gawang David Ospina.

“Sebenarnya bahwa saya tidak punya kata-kata. Kami telah dikurung selama 40 hari, kami adalah satu-satunya tim yang tidak dapat melihat siapa pun, kami benar-benar sendirian, dengan staf pelatih, staf, petugas kebersihan, juru masak, dan pemimpin,” ungkap Emiliano Martinez, pahlawan Argentina dalam drama adu penalti berbicara usai pertandingan.

Lebih lanjut kiper Aston Villa itu mengatakan hasil tersebut merupakan buah perjuangan dan pengorbanan mereka.

“Ini adalah upaya bersama dari 70 orang yang datang untuk sebuah mimpi dan kami mengatakannya sejak hari pertama: kami ingin bermain di final. Dan apa yang lebih baik daripada bermain dengan Brasil di lapangan mereka,” tegasnya.

Performa gemilang Martinez pun mendapat sanjungan dari kapten tim, Lionel Messi.  “Kami memiliki kiper yang fenomenal. Kami semua mengenalnya dengan baik dan mempercayainya,” tegas Messi.

Susunan pemain Argentina versus Kolombia:

Argentina (4-3-3): 23-Martinez (GK); 3-Tagliafico, 19-Otamendi, 6-Pezzella, 26-Molina (4-Montiel 46′); 20-Lo Celso (5-Paredes 56′), 18-Rodriguez, 7-De Paul; 15-Gonzalez (11-Di Maria 67′), 10-Messi, 22-Lautaro.

Cadangan: 1-Armani (GK), 28-Musso (GK), 2-Quarta, 4-Montiel, 5-Paredes, 8-Acuna, 9-Aguero, 11-Di Maria, 14-Palacios, 21-Correa, 24-Gomez, 25-Lisandro.

Pelatih: Lionel Scaloni.

Kolombia (4-4-2): 1-Ospina (GK); 6-Tesillo (26-Fabra 46′), 23-Sanchez, 13-Mina, 16-Munoz; 14-Diaz, 8-Cuellar (28-Chara 46′), 5-Barrios, 11-Cuadrado; 7-Zapata (19-Borja 60′), 18-Borre (10-Cardona 46′).

Cadangan: 12-Vargas (GK), 22-Quintana (GK), 2-Medina, 3-Murillo, 4-Cuesta, 26-Fabra, 21-Perez, 25-Perlaza, 10-Cardona, 9-Muriel, 19-Borja. 28-Chara.

Pelatih: Reinaldo Rueda Rivera.

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlineLink IDN Poker.

Menang Adu Penalti Atas Spanyol, Italia ke Final EURO 2020

Tim nasional Italia berhasil memetik kemenangan di babak semi final EURO 2020. Menghadapi tim kuat sekaligus salah satu favorit juara, timnas Spanyol, di Stadion Wembley, London pada Rabu, 7 Juli 2021 dini hari WIB, Gli Azzurri menang melalui drama adu penalti.

Menang Adu Penalti Atas Spanyol, Italia ke Final EURO 2020

Kedua tim bermain imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu. Selanjutnya dalam drama adu tos-tosan, Italia menang dengan skor 4-2.

buat iklan

Gol tunggal Italia di waktu normal dicetak oleh Federico Chiesa di menit ke-60. Spanyol baru bisa menyamakan kedudukan di menit ke-80 melalui aksi Alvaro Morata.

Morata yang menjadi pahlawan di waktu normal berbalik menjadi pesakitan dalam drama adu penalti. Sepakan pemain yang bermain untuk Juventus itu gagal menemui sasaran. Selain itu, tendangan Dani Olmo juga belum mampu menggetarkan gawang Gianluigi Donnarumma.

Sementara itu satu-satunya penendang Italia yang gagal adalah bek Manuel Locatelli yang menjadi eksekutor pertama.

Dengan kemenangan ini Italia menanti pemenang antara Inggris kontra Denmark yang akan bertanding pada Kamis, 8 Juli 2021 dini hari WIB di tempat yang sama.

Kekalahan ini tentu mengecewakan kubu Spanyol. Pelatih Luis Enrique malah berbesar hati dan merasa bangga dengan penampilan timnya.

“Bagi saya ini bukan malam yang menyedihkan, sama sekali tidak. Tentu saja ada kekecewaan, tapi itulah sepak bola elit. Anda harus belajar menang dan kalah.”

Lebih lanjut mantan pelatih Barcelona itu pun mengapresiasi anak asuhnya. Spanyol terbukti mampu menguasai jalannya pertandingan dan merepotkan pertahanan Italia.

“Kami sudah banyak berbicara mengenai bagaimana kami ingin bermain, para pemain mempercayainya dan saya hanya bisa memberikan selamat kepada mereka, saya tak punya keluhan.”

Selanjutnya Enrique ingin agar timnya segera “move on” untuk menghadapi pertandingan selanjutnya. Mereka akan bertemu lagi di babak kualifikasi Piala Dunia 2022.

“Kami sudah membuktikan kami adalah satu tim. Kini penting untuk bangkit dan kemudian kami akan bertemu lagi menjelang kualifikasi Piala Dunia.”

Salah satu pemain Spanyol yang mendapat apresiasi adalah Pedri. Pemain muda Barcelona ini dianggap mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

“Tak ada pemain berusia 18 tahun yang melakukan apa yang dia sudah lakukan,” puji Enrique.

Susunan Pemain Italia versus Spanyol:

Italia: Gianluigi Donnarumma; Giovanni Di Lorenzo, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, Emerson (Rafael Toloi 74′); Nicolo Barella (Manuel Locatelli 85′), Jorginho, Marco Verratti (Matteo Pessina 74′); Federico Chiesa (Federico Bernardeschi107′), Ciro Immobile (Domenico Berardi 61′), Lorenzo Insigne (Andrea Belotti 85′).

Pelatih: Roberto Mancini

Spanyol: Unai Simon; Cesar Azpilicueta (Marcos Llorente 85′), Eric Garcia (Pau Torres 109′), Aymeric Laporte, Jordi Alba; Koke (Rodri 70′), Sergio Busquets (Thiago Alcantara 106′), Pedri; Ferran Torres (Alvaro Morata 62′), Mikel Oyarzabal (Gerard Moreno 70′), Dani Olmo.

Pelatih: Luis Enrique

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlinePoker QQ Online.

Gol Tunggal Lucas Paqueta Pastikan Brasil ke Final Copa America 2021

Tim nasional Brasil berhasil menyegel satu tempat di babak final Copa America 2021. Tuan rumah sukses menyingkirkan timnas Peru pada pertandingan yang digelar di Estadio Nilton Santos, pada Selasa, 6 Juli 2021 pagi WIB.

Lucas Paqueta

Brasil hanya mampu mencetak satu gol ke gawang Peru. Lesatan Lucas Paqueta di menit ke-35 memanfaatkan umpan Neymar Junior lebih dari cukup mengantar Tim Samba ke partai puncak.

buat iklan

Brasil selangkah lebih dekat ke tangga juara sekaligus mempertahankan trofi yang direbutnya di edisi sebelumnya. Di laga pamungkas Selecao akan menanti pemenang antara Argentina kontra Kolombia yang akan bertarung pada Rabu, 7 Juli 2021 pagi WIB.

Brasil dan Peru menurunkan formasi terbaik di pertandingan ini. Sebagai tuan rumah Brasil langsung mengambil inisiatif serangan. Pertahanan Peru cukup rapat meredam serangan demi serangan Brasil.

Namun demikian gawang Los Incas akhirnya bobol juga. Menit ke-35, Paqueta berhasil membuat para penggemar Brasil bersorak. Berawal dari akselerasi Neymar ke kotak penalti Peru, pemain Paris Saint-Germain (PSG) itu lantas memberikan umpan silang terukur yang disambut Paqueta untuk membobol gawang lawan yang dijaga Gallese.

Di babak kedua Peru berusaha memasukan dua amunisi baru. Permainan armada Ricardo Gareca pun terlihat lebih terbuka. Mereka juga bermain lebih agresif. Namun demikian hingga laga usai, Peru tak mampu mengejar ketertinggalan.

Performa Paqueta yang menjadi pahlawan kemenangan Brasil mendapat sanjungan luas. Salah satunya datang dari Neymar Junior. Neymar mengatakan performa Paqueta terus berkembang.

“Paqueta itu pemain hebat, dia terus lebih baik di setiap pertandingan,” tandas Neymar.

Mantan pemain Barcelona itu menilai penampilan gemilang Paqueta tidak lepas dari performanya yang baik di level klub. Lebih dari itu, pemain Lyon itu menunjukkan dirinya sebagai pemain penting di tim Brasil.

“Dia menjalani musim yang luar biasa bersama klubnya dan di sini dia menunjukkan bahwa dia bisa menjadi pemain yang sangat penting untuk Brasil,” tegasnya.

Sementara itu Paqueta menilai pertandingan kontra Peru tidak mudah. Ia menanggap laga tersebut sebagai sebuah pertarungan yang sulit.

“Ini adalah pertandingan yang sangat berat, pertarungan yang sangat sulit. Mereka merupakan tim yang sangat kuat, tapi kami bisa melewati periode yang sulit,” tegasnya.

Susunan Pemain Brasil versus Peru:

Brasil (4-2-3-1): Ederson; Danilo, Thiago Silva, Marquinhos, Renan Lodi [85′ Eder Militao]; Fred [85′ Fabinho], Casemiro; Everton [70′ Everton], Lucas Paqueta [90+2 Douglas Luiz], Richarlison [85′ Vinicius]; Neymar.

Pelatih: Tite

Peru (3-5-1-1): Pedro Gallese; Alexander Callens, Christian Ramos [46′ Garcia], Alexander Santamaria; Aldo Corzo [75′ Lora], Sergio Pena, Renato Tapia [89′ Tavara], Yoshimar Yotun, Miguel Trauco [46′ Lopez]; Christian Cueva; Gianluca Lapadula.

Pelatih: Ricardo Gareca

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlinePoker Slot 88.

Messi Antar Argentina ke Semi Final Copa America 2021

Lionel Messi sukses mengantar tim nasional Argentina ke semi final Copa America 2021. Bintang Barcelona itu ikut andil mencetak gol dan memberikan assist saat Tim Tango menyingkirkan Ekuador di babak perempat final yang digelar Minggu, 4 Juli 2021 pagi WIB.

Messi Antar Argentina ke Semi Final Copa America 2021

Di pertandingan itu Argentina menang tiga gol tanpa balas. Messi mencetak gol melalui tendangan bebas. Ia juga ikut andil bagi terciptanya gol pertama yang dilesatkan Rodrigo Paul di menit ke-40, juga gol kedua di menit ke-84 yang dicetak Lautaro Martinez.

buat iklan

Selanjutnya di babak semi final Argentina akan menghadapi Kolombia pada Rabu, 7 Juli 2021 pagi WIB nanti. Kolombia melangkah ke empat besar setelah menyingkirkan Uruguay melalui drama adu penalti.

Usai mengantar Argentina ke semi final, Messi mengatakan kemenangan itu tidak lepas dari perjuangan keras timnya. Sejak awal mereka sudah memprediksi jalannya pertandingan yang akan berlangsung ketat.

“Itu merupakan sebuah pertandingan yang sulit dan kami sudah mengetahuinya akan kesulitan melawan mereka. Namun, kami berjuang sampai akhirnya mendapatkan gol.Kemudian semuanya lebih mudah. Yang paling penting adalah kami bisa terus melaju,” beber Messi.

Lebih lanjut bintang Barcelona itu mengatakan setelah mencatatkan diri sebagai empat tim terbaik, mereka harus beristirahat untuk menghadapi pertandingan semi final.

“Kami memainkan pertandingan yang penting. Satu tujuannya adalah menjadi empat tim terbaik. Sekarang, kami harus beristirahat karena ada sedikit waktu untuk pertandingan selanjutnya.”

Sementara itu pelatih Argentina, Lionel Scaloni menekankan kemenangan demi kemenangan yang diraih tidak lepas dari proses panjang yang sudah mereka lewati.

“Kami telah melangkah selangkah demi selangkah. Pada akhirnya selalu menang, tetapi kami menjelaskan bahwa proses itu penting.”

Scaloni menegaskan kemenangan atas Ekuador tidak lepas dari sejumlah penyesuaian yang dibuat. Salah satunya adalah penyegaran tim.

“Dengan perubahan saat pertandingan berlangsung, kami mengambil inisiatif lagi, kami sedikit menyegarkan tim. Ekuador adalah tim yang bagus dan saya mengakui itu.”

Di pertandingan selanjutnya mereka akan menghadapi Kolombia. Scaloni menyadari tantangan yang mereka hadapi semakin besar.

Susunan Pemain Argentina versus Ekuador:

Argentina (4-3-3): Emiliano Martinez; Nahuel Molina, German Pezzella, Nicolas Otamendi, Marcos Acuna; Rodrigo de Paul, Leandro Paredes (Guido Rodriguez 71′), Giovani Lo Celso (Angel Di Maria 71′); Lionel Messi, Lautaro Martinez (Sergio Aguero 90′), Nicolas Gonzalez (Nicolas Tagliafico 83′).

Pelatih: Lionel Scaloni

Ekuador (4-2-3-1): Hernan Galindez; Angel Preciado (Leonardo Campana 83′)), Piero Hincapie, Robert Arboleda, Pervis Estupinan; Angel Mena, Jhegson Mendez; Alan Steven Franco (Moises Caicedo 70′), Carlos Gruezo (Michael Estrada 46′), Diego Palacios (Gonzalo Plata 46′), Enner Valencia.

Pelatih: Gustavo Alfaro

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlineLink IDN Poker.

Walau Bermain 10 Orang, Brasil Segel Tiket Semi Final Copa America 2021

Tim nasional Brasil berhasil melewati hadangan di babak perempat final Copa America 2021. Menghadapi timnas Chile di Estadio Olimpico NIlton Santos, 3 Juli 2021 pagi WIB, Tim Samba berhasil mengunci kemenangan satu gol tanpa balas.

Walau Bermain 10 Orang, Brasil Segel Tiket Semi Final Copa America 2021

Gol tunggal kemenangan Selecao dicetak oleh Lucas Paqueta di awal babak kedua, tepatnya satu menit setelah rehat. Gol ini tentu tidak lepas dari keputusan Tite memasukan Paqueta menggantikan Roberto Firmino yang bermain kurang meyakinkan sepanjang babak pertama.

buat iklan

Kehadiran Paqueta yang kini bermain untuk AC Milan ternyata membawa manfaat. Gol ini membuat Brasil memimpin. Namun demikian dua menit berselang petaka menghampiri tuan rumah.

Gabriel Jesus harus meninggalkan lapangan lebih cepat. Pelanggaran yang dilakukan striker Manchester City dengan mengangkat kaki terlalu tinggi sehingga mengenani pemain Chile membuatnya harus menerima kartu merah.

Situasi ini tentu menguntungkan Chile. Para pemain Chile yang dimotori Arturo Vidal giat menekan Brasil. Sementara itu tuan rumah hanya bisa mengandalkan serangan balik untuk memberikan ancaman kepada Chile.

Chile sempat mencetak gol di menit ke-62. Vargas berhasil menggetarkan gawang Ederson Moraes. Namun wasit menganulis gol tersebut karena ada pemain Chile yang lebih dulu berada dalam posisi offside. Skor tak juga berubah hingga laga usai.

Di babak semi final Brasil akan menghadapi Peru. Peluang Brasil ke final tentu terbuka lebar bila mampu mengalahkan Los Incas yang menyingkirkan Paraguay di delapan besar.

Bila Brasil mampu melewati hadangan Peru maka peluang besar bagi mereka bertemu Argentina. Sementara itu Argentina harus menyingkirkan Kolombia bila ingin beradu dengan tuan rumah di partai pamungkas.

Sebelum pertandingan ini, bek Brasil, Thiago Silva memberikan semangat kepada rekan-rekannya. Ia meminta para pemain Brasil untuk memanfaatkan setiap kesempatan.

“Fase bertahan harus terbagi dari pemain tengah ke depan. Mereka (Cile) telah mencetak beberapa gol, tetapi ketika mereka melihat celah, mereka akan memanfaatkannya. Ketika kami berada di lapangan, kami harus berusaha keras untuk memberi peluang itu,” beber Silva.

Thiago Silva yang kini bermain untuk Chelsea mengatakan timnya sudah beberapa kali kewalahan mengantisipasi tembakan dan serangan lawan. Untuk itu mereka harus berbenah agar tampil lebih solid.

“Jika mereka memiliki peluang, mereka (Cile) akan melakukannya. Kami (Brasil) sedikit menderita dalam hal tembakan langsung ini, mulai dari pemain bertahan hingga ke penjaga gawang kami. Kami menderita tiga hingga empat tembakan per pertandingan, hanya dua di gawang, dua atau tiga diblokir oleh kami, yang artinya kami berada dalam posisi bertahan yang baik sejak saat itu. Kami hanya memberikan sedikit peluang,” tegas mantan pemain Paris Saint-Germain (PSG) itu.

Susunan Pemain Brasil versus Chile:

Brasil (4-2-3-1): Ederson; Lodi (Militao 90′), Marquinhos, Silva, Danilo; Fred, Casemiro; Richarlison (Everton 90′), Neymar, Jesus; Firmino (Paqueta 46′)

Pelatih: Tite

Chile (5-3-2): Bravo; Mena, Vegas (Palacios 64′), Medel, Sierralta, Isla; Aranguiz (Valencia 89′), Pulgar (Meneses 77′), Vidal; Vargas, Sanchez (Brerenton 46′)

Pelatih: Martin Lasarte

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlineDaftar Texas Poker.

Spanyol Susah Payah ke Semi Final EURO 2020

Tim nasional Spanyol harus bersusah payah mengamankan satu tempat di semi final EURO 2020. Tidak mudah bagi Tim Matador melewati hadangan timnas Swiss di babak perempat final yang digelar pada Jumat, 2 Juli 2021 malam WIB.

Spanyol Susah Payah ke Semi Final EURO 2020

Di pertandingan itu kemenangan La Furia Roja harus ditentukan melalui drama adu penalti setelah di waktu normal kedua tim bermain imbang 1-1. Dalam drama adu penalty Spanyol menang dengn skor 3-1.

buat iklan

Spanyol memimpin saat pertandingan genap 10 menit. Sepakan keras Jordi Alba mengenai Denis Zakaria. Bola kemudian mengarah ke gawang Swiss tanpa bisa digagalkan sang kiper, Yann Sommer.

Keunggulan ini membuat Spanyol semakin mendominasi pertandingan. Namun demikian perjugan keras Swiss berbuah manis di menit ke-68. Kesalahan koordinasi Aymeric Laporte dan Pau Torres membuat bola berhasil dicuri Remo Freuler. Bola kemudian diberikan kepada Xherdan Shaqiri yang dengan tenang menaklukkan Unai Simon.

Skor imbang tidak hanya bertahan hingga waktu normal usai tetapi juga babak perpanjangan waktu. Pemenang pun harus ditentukan melalui adu tos-tosan.

Dalam drama adu, dua penendang Spanyol gagal menjalankan tugas. Sergio Busquets sebagai penendang pertama dan Rodri sebagai eksekutor ketiga tak berhasil menggetarkan gawang Sommer.

Sementara itu di kubu Swiss, tiga eksekutor menuai hasil negatif. Keempat penendang malang itu adalah Fabian Schar, Manuel Akanji, dan Ruben Vargas.

“Kami sangat bangga. Akan konyol untuk berpikir bahwa kami, atau semifinalis mana pun, akan puas hanya sejauh itu sekarang. Kami semua ingin mencapai final dan menang,” ungkap Luis Enrique usai laga.

Pelatih Spanyol itu mengatakan pihaknya tidak menyangka pertandingan akan berlangsung hingga adu penalti. Mereka pun tidak merencanakan dengan baik daftar penendang penalti.

“Daftar penendang penalti awalnya tidak kami rencanakan. Kami hanya memiliki beberapa dari mereka yang siap. Kami ingin Thiago (Alcantara) dan Rodri masuk, jika mereka harus mengambilnya. Tujuh atau delapan yang siap untuk mengambil, dan berpengalaman dan cukup tajam.”

Ia menilai kesuksesan dalam mengeksekusi penalti ditentukan oleh kesiapan setiap pemain.

“Menang atau kalah dalam adu penalti, tim akan melakukannya dengan sangat baik menurut penilaian saya. Untuk bagaimana mereka menangani ini, bagaimana mereka bermain, bagaimana mereka mewakili Spanyol.”

Ia mengakui Swiss tidak terlalu memberi mereka tekanan. Hanya saja situasi berubah saat Swiss mampu menyamakan kedudukan.

“Kami menghadapi Swiss dengan mengetahui level dan kapasitas mereka. Lawan tidak menekan kami setinggi mungkin. Pertandingan memasuki fase berbahaya dengan skor 1-0, dan mereka membangun terobosan yang bagus. Permainan berubah sepenuhnya kami mendominasi, berbahaya, dan menciptakan peluang,” pungkas mantan pelatih Barcelona itu.

Susunan Pemain Swiss versus Spanyol:

Swiss (3-4-1-2): Yann Sommer; Nico Elvedi, Manuel Akanji, Ricardo Rodriguez; Silvan Widmer (Kevin Mbabu 100′), Remo Freuler, Denis Zakaria (Fabian Schar 100′), Steven Zuber (Christian Fassnacht 90′); Xherdan Shaqiri (Djibril Sow 81′); Breel Embolo (Ruben Vargas 23′), Haris Seferovic (Mario Gavranovic 82′).

Pelatih: Vladimir Petkovic

Spanyol (4-3-3): Unai Simon; Cesar Azpilicueta, Aymeric Laporte, Pau Torres (Thiago Alcantara 113′), Jordi Alba; Koke (Marcos Llorente 90′), Sergio Busquets, Pedri (Rodri 119′); Ferran Torres (Mikel Oyarzabal 90′), Alvaro Morata (Gerard Moreno 54′), Pablo Sarabia (Daniel Olmo 46′).

Pelatih: Luis Enrique

Berita ini disponsori oleh ClubpokeronlineSitus DominoQQ.