Erik Ten Hag Sebut Piala Dunia 2022 Merusak Gaya Main Manchester United

Piala Dunia 2022 baru saja berakhir. Di tengah euforia Argentina yang keluar sebagai juara muncul berbagai komentar pedas terkait perhelatan pesta sebak bola empat tahunan yang digelar pada akhir tahun di Qatar.

Salah satunya datang dari pelatih Manchester United, Erik Ten Hag. Mantan juru taktik Ajax Amsterdam itu mengkritik permainan sejumlah tim di ajang tersebut. Permainan mereka dianggap bertolak belakang dengan apa yang sudah dibangun oleh klub-klub termasuk Manchester United.

“Selama enam pekan, mereka bermain di lingkungan berbeda dengan gaya bermain yang berbeda, dan mereka harus kembali mengadopsi peraturan dan prinsip kami, semua pemain harus satu suara,” tandas Ten Hag.

Ia menilai banyak negara bermain pasif, menunggu, dan mengandalkan serangan balik. Gaya bermain seperti ini sama sekali tidak dikehendaki Ten Hag.

“Kalian melihatnya di Piala Dunia 2022, banyak negara yang bermain dengan pasif, menunggu, dan bermain lewat reaksi.”

Ten Hag menilai dampaknya sudah dirasakan timnya. Alih-alih tampil agresif dan dominan, mereka malah bermain pasif. Baginya ini menjadi masalah serius yang harus segera diatasi.

“Kita sudah melihatnya kontra Manchester City, persis masalah besar kami di laga tersebut. Kami ingin dominan dan proaktif, tapi malah bermain dengan cara lain.”

Bisa dimaklumi bila Ten Hag melayangkan kritik. Sebab, ia tengah berjuang untuk membangun United. Di pundaknya ada harapan besar untuk mengembalikan kejayaan Setan Merah.

Musim lalu bersama Ten Hag klub yang bermarkas di Old Trafford itu finis di posisi keenam. Ten Hag melihat timnya terus mengalami perkembangan positif dari waktu ke waktu.

“Kami di arah yang baik, tapi masih bisa lebih baik lagi.”

Ten Hag berharap hal positif ini dijaga. Permainan timnya bisa semakin berkembang dan konsisten. Ia pun tak mau bila para pemain United sampai merasa berpuas diri, apalagi jemawa. Baginya sangat penting untuk tetap menjaga standar yang sudah ia tetapkan.

“Artinya harus menjaga standar tinggi. Saya selalu bilang kepuasan pangkal malas. Jika Anda terlalu puas dengan diri sendiri dan tim, Anda tidak akan mempertahankan standar tersebut.”

Beberapa pemain United tampil di Piala Dunia 2022. Sejumlah malah sanggup mengantar negaranya hingga partai final. Raphael Varane di kubu Prancis dan bek Argentina Lisandro Martinez. Selain itu ada Diogo Dalot dari Portugal dan Marcus Rasfhrod yang bermain untuk Inggris.

Argentina Juara Piala Dunia 2022, Messi: Ini Juga Milik Diego Maradona

Tim nasional Argentina dan para penggemarnya tentu masih larut dalam sukacita usai menjadi juara Piala Dunia 2022. Di partai final pada Minggu, 18 Desember 2022 lalu, Tim Tango mengalahkan juara bertahan Prancis melalui adu penalti dengan skor 4-2.

Lionel Messi menjadi bintang kemenangan Argentina. Perjalanan La Albiceste di Qatar pun tidak lepas dari peran pemain Paris Saint-Germain (PSG) itu.

Nama Messi pun dielu-elukan di mana-mana. Ia pun disandingkan dengan nama-nama besar dalam sepak bola Argentina seperti Diego Armando Maradona.

Dalam pernyataannya di akun sosial media pribadi, mantan pemain Barcelona itu mengaku perjalannya hingga mengakhiri penantian panjang rakyat Argentina melihat tim kesayangan berjaya di panggung Piala Dunia sungguh tidak mudah.

“Dari Grandioli ke Piala Dunia di Qatar, hampir 30 tahun sudah berlalu. Hampir tiga dekade permainan ini memberiku banyak kebahagiaan dan juga kesedihan,” curhat Messi di sosial medianya.

Pemain berjuluk La Pulga atau Si Kutu itu tak menampik dirinya selalu bermimpi menjadi juara dunia. Ia pun terus berjuang untuk mewujudkan mimpi itu.

“Aku selalu punya mimpi jadi juara dunia dan tidak pernah berhenti mencoba, meski aku tahu bisa saja ini tidak pernah terjadi.”

Messi pun secara halus menampik dirinya menjadi tokoh sentral dan pantas mendapatkan semua apresiasi atas pencapaian kali ini. Ia menyebut kontribusi skuad Argentina di edisi-edisi sebelumnya pun pantas mendapat kredit.

“Piala yang kami menangi ini juga milik mereka yang tidak juara di Piala Dunia yang sebelumnya, seperti tahun 2014 di Brasil, di mana semuanya pantas mendapatkannya atas perjuangannya yang sampai akhir, kerja keras dan keinginan yang kuat seperti saya… dan kami bahkan pantas dapat lebih di final itu.”

Sosok lain yang juga menurut Messi patut disebut adalah Maradona. Ia yakin Maradona sedang ikut merayakan kegembiraan bersama mereka dari surga.

“Ini juga milik Diego (Maradona) yang bersorak untuk kami dari surga. Dan untuk semua yang selalu mendukung tim nasional tanpa terlalu memperhatikan hasil tapi ke keinginan kuat yang selalu kami punya, bahkan ketika semua tidak berjalan seperti keinginan kami.”

Ia pun tak lupa menyinggung skuad Argentina berikut staf pelatih. Ia mengakui semua pihak sudah bekerja keras untuk mewujudkan mimpi indah itu.

“Dan tentu saja, ini untuk tim indah ini dan staf pelatih dan semua orang di timnas, yang tak bisa disebutkan satu per satu, bekerja siang dan malam untuk memudahkan kami.”

Ia pun menyadari di balik kesuksesan kali ini ada banyak pelajaran yang sudah mereka petik dari berbagai kegagalan.

“Kegagalan kadang bagian dari perjalanan dan pembelajaran, dan tanpa kekecewaan itu mustahil kesuksesan bisa datang. Terima kasih dari lubuk hatiku yang terdalam! Ayo, Argentina!”

Jaya Raya Berjaya di Kejurnas Beregu Dewasa Antarklub PBSI 2022

Klub bulu tangkis kawakan yang bermarkas di ibu kota, Jaya Raya tampil digdaya di Kejurnas Beregu Dewasa Antarklub PBSI 2022. Klub asal Jakarta itu keluar sebagai jura dan merengkuh titel ketujuh.

Di partai final, Jaya Raya mengatasi perlawanan Mansion Exist Jakarta dengan 3-0.

Pasangan ganda putra yang tampil di partai ketiga, Muhammad Reza Pahlevi Isfahani/Rian Swastedian tampil sebagai penentu kejayaan Jaya Raya. Mereka sukses mengalahkan Ade Bagus Sapta Ramadhany/Sabar Karyaman Gutama dengan skor 21-23, 21-17, 21-13.

“Alhamdulillah bisa membawa Jaya Raya juara. Ini untuk pertama kali saya bisa mengantarkan Jaya Raya juara Kejurnas. Tadi saat bertanding pun, saya sangat yakin bisa menang dan akhirnya membawa Jaya Raya juara,” ujar Reza Pahlevi melansir situs resmi PBSI.

Lebih lanjut, Rian mengaku bangga bisa membawa Jaya Raya ke tangga juara.

“Saya pun bangga bisa membawa Jaya Raya kembali juara. Dulu terakhir saya ikut tim juara tahun 2018. Kini bisa juara lagi, tentu sangat menggembirakan,” tutur Rian.

Angka pertama kemenangan Jaya Raya dalam kejuaraan berhadiah total Rp800 juta dan diikuti 18 klub ini dipersembahkan pasangan ganda campuran Hafiz Faizal/Della Destiara Haris. Pasangan ini berhasil meredam kecepatan Zaidan Arrafi Awal Nabawi/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dengan skor 21-17, 15-21, 21-15.

Lalu, pemain tunggal putra, Muhammad Sultan Nurhabibullah Mayang membawa Jaya Raya unggul 2-0. Sultan berhasil mengatasi perlawanan Iqbal Diaz Syahputra, 21-17, 21-17.

Jaya Raya melaju ke partai puncak usai di semifinal mengalahkan Sarwendah Badminton Club Jakarta dengan 3-0. Sementara Mansion Exist membuat kejutan dengan menggusur unggulan pertama, Djarum Kudus, 3-2.

Dengan kemenangan ini, Jaya Raya mengukuhkan diri sebagai klub terkuat di Tanah Air. Mereka total tujuh kali merebut gelar kejurnas beregu antarklub. Sebelumnya, Jaya Raya berjaya pada tahun 1996, 2000, 2006, 2012, 2014, dan 2018.

Atas kemenangan itu, Jaya Raya berhak atas hadiah Rp400 juta. Sementara Mansion Exist menerima Rp200 juta. Semifinalis, Djarum Kudus dan Sarwendah Badminton Club Jakarta, masing-masing mendapatkan Rp100 juta.

Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wigoena juga terkejut dengan keberhasilan pemainnya. Dirinya dari awal tidak mengira klub yang dibinanya akan mampu jadi kampiun. Ini karena persiapannya termasuk pendek.

“Kemenangan ini berkat kekompakan para pemain. Kalau tampil di beregu, pemain memang seperti memiliki energi luar biasa. Saya bangga dengan perjuangan para pemain,” ujar Imelda.

Hasil final Kejurnas Beregu Campuran Dewasa Antarklub 2022

Jaya Raya Jakarta vs Mansion Exist Jakarta (3-0):

Hafiz Faizal/Della Destiara Haris vs Zaidan Arrafi Awal Nabawi/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, 21-17, 15-21, 21-15.

Muhammad Sultan Nurhabibullah Mayang vs Iqbal Diaz Syahputra, 21-17, 21-17.

Muhammad Reza Pahlevi Isfahani/Rian Swastedian vs Ade Bagus Sapta Ramadhany/Sabar Karyaman Gutama, 21-23, 21-17, 21-13.

Argentina Juara Piala Dunia 2022, Pele: Maradona Sedang Tersenyum

Tim nasional Argentina baru saja menjadi juara dunia. Tim Tango mengandaskan harapan juara bertahan Prancis pada pertandingan final yang digelar di Stadion Lusail, Qatar, Minggu, 18 Desember 2022 malam WIB melalui drama adu penalti dengan skor akhir 4-2.

Pencapaian Messi dan timnas Argentina menuai apresiasi luas. Salah satunya datang dari legenda sepak bola Brasil, Pele. Pele mengirim ucapan selamat melalui akun media sosialnya.

“Hari ini, sepakbola terus menceritakan kisahnya, seperti biasa, dengan cara yang memikat, Messi memenangi Piala Dunia pertamanya, seperti sudah jalurnya,” tulis Pele.

Tidak ketinggalan Pele memberikan semangat kepada Mbappe. Ia mengaku sebuah anugerah bagi Mbappe bisa mencetak empat gol di final. Ia adalah masa depan sepak bola.

“Teman tersayangku, Mbappe, mencetak empat gol di final. Sungguh sebuah anugerah bisa menyaksikan tontonan ini untuk masa depan olahraga kita.”

Pele tidak lupa menyinggung Maroko, tim kejutan dari Afrika yang sukses menembus babak semifinal, sebelum dikalahkan Prancis. Maroko takluk dari Kroasia dalam perebutan tempat ketiga. Namun, tim berjuluk Singa Atlas itu sudah mengguncang dunia.

“Dan saya tidak bisa tidak memberi selamat kepada Maroko atas perjalanannya yang luar biasa. Sungguh menyenangkan melihat Afrika bersinar.”

Pada akhir tulisannya, Pele menyinggung mendiang Diego Armando Maradona. Ia menyebut sang legenda tentu tengah tersenyum dari surga melihat Argentina saat ini.

“Selamat Argentina! Tentu Diego (Maradona) sekarang sedang tersenyum.”

Sementara itu pelatih timnas Argentina, Lionel Scaloni sangat senang dengan pencapaian timnya. Ia memberikan apresiasi tinggi pada Messi.

Scaloni mengaku terhormat bisa menangani mantan pemain Barcelona itu. Ia menegaskan apa yang dicapai Messi tiada bandingan. Ia tidak hanya berkontribusi mencetak gol, tetapi juga berkorban untuk rekan-rekannya.

“Sebuah kehormatan bagi kami bisa melatih dia dan menjadi rekan setimnya. Apa yang dia sudah capai sampai sekarang itu tiada bandingnya. Dia adalah pemain yang siap berkorban untuk teman-temannya.”

Seperti kita tahu, Prancis sempat tertinggal dua kali sebelum memaksa pertandingan berlanjut hingga drama adu penalti. Kylian Mbappe yang mencetak “hat-trick” sempat memperpanjang nafas Les Bleus.

Sayangnya, dalam adu tos-tosan dua penendang Prancis gagal menaklukkan Emiliano Martinez. Keduanya adalah Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni.

Tendangan Coman bisa diblok kiper berusia 30 tahun itu. Sedangkan, Aurelien yang tercatat sebagai gelandang Real Madrid tak mampu membidik tendangan secara tepat.

Diwarnai Drama 6 Gol dan Adu Penalti, Argentina Juara Piala Dunia 2022

Tim nasional sepak bola Argentina akhirnya keluar sebagai pemenang Piala Dunia 2022. Tim berjuluk La Albiceleste itu menjadi juara usai mengalahkan sang juara bertaha, Prancis melalui drama menegangkan.

Pemenang di Stadion Lusail, Qatar, Minggu, 18 Desember 2022 malam hingga Senin dini hari WIB itu ditentukan via drama adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 3-3 hingga babak “extra time” berakhir.

Argentina sesungguhnya mampu memimpin dua gol di babak pertama. Penalti Lionel Messi di menit ke-23 dan gol Angel Di Maria di menit ke-36 membuat Tim Tango sempat berada di atas angin.

Argentina mendapat penalti buntut pelanggaran Ousmane Dembele kepada Di Maria di kotak terlarang. Dengan tenang Messi menaklukkan Hugo Lloris.

Gol kedua jelang babak pertama berakhir berasal dari skema kerja sama apik. Umpan Alexis Mac Allister bisa dituntaskan Di Maria menjadi gol.

Ternyata keunggulan dua gol tidak membuat Prancis patah arang. Les Bleus perlahan-lahan bangkit. Kehadiran Kylian Mbappe benar-benar membantu Prancis.

Striker Paris Saint-Germain (PSG) ini mulai menumbuhkan api harapan Prancis setelah mencetak gol di menit ke-80. Gol dari titik putih ini bermula dari pelanggaran Nicolas Otamendi kepada pemain pengganti Randal Kolo Muani. Mbappe yang menjadi eksekutor bisa menaklukkan Emiliano Martinez.

Gol ini benar-benar menjadi momentum kebangkitan tim Ayam Jantan. Buktinya satu menit berselang pemain yang sama kembali memaksa Emiliano Martinez memungut bola dari dalam gawangnya.

Gol kedua Prancis bermulai dari Kingsley Coman yang berhasil mencuri bola dari Messi, dilanjutkan dengan kerja sama satu-dua Mbappe dan Marcus Thuram sebelum dituntaskan dengan akurat oleh Mbappe.

Skor imbang bertahan hingga waktu normal usai. Pertandingan berlanjut ke babak tambahan. Argentina yang sempat kehilangan harapan mulai bangkit kembali setelah Messi membawa Argentina memimpin di menit ke-108. Berawal dari tembakan keras Lautaro Martinez yang diblok Lloris bola kemudian disambut Messi.

Ternyata pertandingan masih berlanjut. Sebab, Prancis kembali mengejar ketertinggalan melalui sepakan penalti Mbappe di menit ke-118. “Handball” pemain Argentina di kotak penalti membuat wasit asal Polandia langsung menunjuk titik putih.

Mbappe suskes memanfaatkan peluang emas itu untuk memperpanjang nafas Prancis. Mbappe menjadi pemain kedua sepanjang sejarah Piala Dunia yang mampu mencetak “hat-trick” di partai final.

Pertandingan berlanjut ke adu tos-tosan. Sayangnya, angin keberuntungan justru berpihak pada Argentina. Empat eksekutor mulai dari Lionel Messi, Paulo Dybala, Leandro Paredes, hingga Gonzalo Montiel nyaris tanpa kesulitan.

Sebaliknya, dua penendang Prancis yakni Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal. Tendangan Coman berhasil diblok Emi Martinez. Sedangkan upaya Aurelien jauh dari sasaran. Hanya Kylian Mbappe dan Randal Kolo Muani yang bisa menunaikan tanggung jawab dengan sempurna.

Hasil tersebut lebih dari cukup mengantar Argentina ke tangga juara dengan keunggulan 4-2. Penantian panjang sejak 1986 akhirnya berakhir. Ini merupakan trofi ketiga sepanjang keikutsertaan Argentina di panggung Piala Dunia.

Susunan pemain Argentina versus Prancis:

Argentina (4-4-2): 23-Emiliano Martinez; 26-Nahuel Molina (4-Gonzalo Montiel 90′), 13-Cristian Romero, 19-Nicolas Otamendi, 3-Nicolas Tagliafico (21-Paulo Dybala 120+1′); 11-Angel Di Maria (8-Marcos Acuna 64′), 7-Rodrigo De Paul (5-Leandro Paredes 102′), 24-Enzo Fernandez, 20-Alexis Mac Allister (6-German Pezzella 116′); 10-Lionel Messi, 9-Julian Alvarez (22-Lautaro Martinez 103′).

Pelatih: Lionel Scaloni.

Prancis (4-3-3): 1-Hugo Lloris; 5-Jules Kounde (3-Axel Disasi 120+1′), 4-Raphael Varane (24-Ibrahima Konate 113′), 18-Dayot Upamecano, 22-Theo Hernandez (25-Eduardo Camavinga 71′); 7-Antoine Griezmann (20-Kingsley Coman 71′), 8-Aurelien Tchouameni, 14-Adrien Rabiot (13-Youssouf Fofana 96′); 11-Ousmane Dembele (12-Randal Kolo Muani 41′), 9-Olivier Giroud (26-Marcus Thuram 41′), 10-Kylian Mbappe.

Pelatih: Didier Deschamps.

Kroasia 2-1 Maroko: Juara Ketiga Piala Dunia 2022, Vatreni Sampai Prestasi 1998

Tim nasional Kroasia berhasil mengunci posisi ketiga di Piala Dunia 2022. Tim berjuluk Vatreni itu sukses mengalahkan timnas Maroko di Stadion Khalifa International pada Sabtu, 17 Desember 2022 malam WIB dengan skor 2-1.

Ketiga gol itu tercipta di babak pertama. Bahkan dua gol pertama terjadi di awal laga dengan hanya berjarak dua menit.

Mula-mula Josko Gvardiol membuka keunggulan Kroasia di menit kesembilan, usai meneruskan umpan Ivan Perisic. Tandukan sambil melayang itu berhasil menggetarkan gawang Maroko.

Skuad Singa Atlas langsung merespon. Tak butuh waktu lama bagi wakil Afrika itu menyamakan kedudukan. Achraf Dari pun sukses mengkonversi umpan dengan tandukan mematikan.

Sebelum babak pertama berakhir, tepatnya di menit ke-42, Mislav Orsic mencetak gol indah. Tendangan dari sisi kanan pertahanan Maroko berhasil memperdaya kiper Maroko.

Maroko berusaha mengejar ketertinggalan di babak kedua. Beberapa kesempatan di dapat hingga akhir laga. Namun, sampai wasit meniup peluit panjang tanda laga usai, skor tak juga berubah.

Kroasia pun sukses mendapat medali perunggu. Ini merupakan kali kedua Kroasia finis di posisi ketiga setelah edisi 1998. Hasil ini sedikit menurun dibanding edisi sebelumnya di Rusia ketika mereka menjadi runner-up, kalah dari Prancis di partai final.

Meski demikian, bagi Kroasia medali perunggu itu sungguh berarti. Sebagaimana ditegaskan sang pelatih, Zlatko Dalic, bagi mereka kepingan perunggu terasa seperti medali emas.

“Ini adalah medali perunggu, tetapi bagi kami ini seperti medali emas,” beber Dalic.

Lebih lanjut, Dalic mengatakan tidak mudah bagi mereka untuk mengalahkan Kroasia, tim yang mengimbangi mereka tanpa gol di babak penyisihan grup.

“Sebuah pertandingan yang sulit (menghadapi Maroko),” sambungnya.

Dalic mendedikasikan medali perunggu kepada Miroslav Blazevic. Blazevic merupakan mantan pelatih Kroasia. Dalic pernah menjadi asisten pelatih Blazevic di klub lokal Kroasia, NK Varteks.

“Saya ingin mendedikasikan kemenangan ini kepada orang yang mengawali semuanya, Ciro (Miroslav Blazevic). Bos, ini untukmu. Sekali pun saya memenangi lima medali, Anda tetaplah pelatih dari segala pelatih,” pungkasnya.

Susunan pemain Kroasia versus Maroko:

Kroasia (3-5-2): Dominik Livakovic; Josip Stanisic, Josip Sutalo, Josko Gvardiol; Mislav Orsic (90+4′ Jakic), Lovro Majer (66′ Petkovic), Luka Modric, Mateo Kovacic, Ivan Perisic; Marko Livaja (66′ Pasalic), Andrej Kramaric (62′ Vlasic).

Pelatih: Zlatko Dalic

Maroko (4-3-3): Yassine Bounou; Achraf Hakimi, Achraf Dari (64′ Benoun), Jawad El Yamiq (Amallah), Yahya Attiat-Allah; Abdelhamid Sabiri (46′ Chair), Sofyan Amrabat, Bilal El Khannouss (56′ Ounahi); Hakim Ziyech, Youssef En-Nesyri, Sofiane Boufal (64′ Zaroury).

Pelatih: Walid Regragui

Daftar Pemenang Piala Dunia dari Masa ke Masa: Argentina dan Prancis Koleksi 2 Gelar

Dalam hitungan hari akan memasuki puncak Piala Dunia 2022. Laga final yang mempertemukan Argentina kontra Prancis di Lusail Stadium pada Minggu, 18 Desember 2022 akan menjadi klimaks sekaligus akhir dari cerita edisi kali ini di Qatar.

Dua finalis kali ini sangat berambisi naik podium juara. Maklum, kedua negara itu sama-sama memiliki dua bintang atau pernah dua kali menjadi juara.

Argentina pada edisi 1978 ketika menjadi tuan rumah dan pada edisi 1986 dengan sang legenda, Diego Armando Maradona. Sementara itu, Prancis menjadi kekuatan dunia belakangan ini yang membuktikan diri menjadi juara dunia pada 1998-juga ketika menjadi tuan rumah-dan pada edisi sebelumnya, empat tahun lalu di Rusia.

Argentina lolos ke final usai mengandaskan finalis edisi sebelumnya Kroasia dengan skor telak 3-0. Sedangkan, Prancis menghentikan langkah Singa Atlas, julukan Maroko, dua gol tanpa balas.

Kroasia akan memperebutkan posisi ketiga dengan wakil Afrika yang sudah mengukir sejarah menjadi tim pertama dari kawasan itu yang sanggup melangkah hingga babak empat besar.

Kroasia yang mengandalkan generasi emas di kesempatan terakhirnya tentu kecewa gagal ke final.

Namun, pertandingan perebutan tempat ketiga tetap memiliki arti tersendiri bagi mereka. Hal ini ditegaskan Andrej Kramaric.

Menurutnya, seperti yang ada di pikiran para pemain Maroko, mereka juga ingin meninggalkan kenangan dalam hidup berupa keping medali Piala Dunia.

“Jika kamu menanyakan hal ini ke para pemain Maroko, saya rasa mereka tak akan memandang laga ini tak lagi memiliki arti. Mereka berjuang dengan mempertaruhkan nyawa, sebab jika kamu meraih medali di Piala Dunia, kamu akan menjadi pahlawan yang abadi di negaramu. Itulah yang akan kami lakukan juga.”

Pemain Hoffenheim itu menegaskan memiliki medali Piala Dunia memiliki nilai tersendiri sebagaimana pernah mereka alami ketika menjadi runner-up Piala Dunia 2018 di Rusia.

“Delapan dari kami yang bermain di Rusia (Piala Dunia 2018) tahu rasanya memiliki medali Piala Dunia dan saat ini ada banyak pemain kami yang belum punya dan ingin memilikinya, sebab itu adalah sesuatu yang akan melekat denganmu seumur hidup.”

Berikut daftar pemenang Piala Dunia sejak edisi 1030:

1930 Uruguay*

1934 Italia*

1938 Italia

1950 Uruguay

1954 Jerman Barat

1958 Brasil

1962 Brasil

1966 Inggris*

1970 Brasil

1974 Jerman Barat

1978 Argentina*

1982 Italia

1986 Argentina

1990 Jerman Barat

1994 Brasil

1998 Prancis*

2002 Brasil

2006 Italia

2010 Spanyol

2014 Jerman

2018 Prancis

*Juara saat menjadi tuan rumah.

Berikut daftar lengkap peraih peringkat 3 Piala Dunia sejakt tahun 1930:

4 kali : Jerman (1934, 1970, 2006, 2010)

2 kali : Brasil (1938, 1978), Swedia (1950, 1994), Perancis (1958, 1986), Polandia (1974, 1982)

1 kali : Amerika Serikat (1930), Austria (1954), Chile (1962), Portugal (1966), Italia (1990), Kroasia (1998), Turki (2002), Belanda (2014), Belgia (2018)

The Alliance Alive HD Remastered Resmi Dirilis Versi Global Dalam Platform Mobile

The Alliance Alive HD Remastered di-launching oleh Arc Sistem Works sekarang bisa dimainkan di Android dan iOS yang mana games ini ada di PlayStation 4 dan Switch.

Awalannya di-launching untuk basis PS4 dan Switch pada 8 Oktober 2019 di Amerika Utara. Dituruti oleh peluncuran di Jepang pada 10 Oktober 2019 dan di Eropa 11 Oktober 2019. Selanjutnya versus Android dan iOS pertama kalinya dikeluarkan di Jepang pada 1 Februari 2021. Berita baiknya, games ini telah di-launching secara global.

The Alliance Alive HD Remastered 2

The Alliance Alive HD Remastered Siap Dimainkan Secara Global

Games ini datang dengan jenis RPG di mana kamu dapat kumpulkan watakmu dan menaklukkan lawan dengan mekanisme turn-based. Teamnya sendiri terbagi dalam 5 heroes dari arsenal-mu yang dapat kamu atur susunannya seperti keinginan.

Menceritakan mengenai dunia yang diinvasi oleh ras namanya “Daimon” yang ingin kuasai energy “Chaos” yang dipunyai oleh manusia. Agresi Daimon ini membuat dunia keruntuhan yang besar sekali hingga sinar matahari saja terhambat masuk.

bandar slot pg soft terpercaya 1bandar

Sepanjang bermain, kamu ditugaskan untuk menolong anggota party dan membuat koalisi sambil berjelajah dan bertanding di beberapa jenis dungeons. Untuk kamu yang menyukai grinding, tentu akan senang dengan games ini.

Seperti games RPG secara umum, akan ada feature “shard” dan “equipment” pasti akan didatangkan untuk tingkatkan trait, defense, attack, dan attack speed dari watakmu.

Sama dengan namanya, The Alliance Alive HD tawarkan grafis yang HD supaya kamu dapat nikmati environment yang lebih mendalam dan keren. Games ini banyak memiliki penyesuaian beragam jenis kendaraan yang dapat digunakan sepanjang pemain lakukan perjalanannya.

Prancis ke Final Piala Dunia 2022, Deschamps: Bukan Kemenangan Mudah

Pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps mengakui tidak mudah bagi timnya mengalahkan Maroko di babak semifinal Piala Dunia 2022 yang digelar di Stadion Al Bayt, Kamis, 15 Desember 2022 dini hari WIB.

Maroko adalah tim penuh semangat dan ambisi untuk menjadi negara Afrika pertama yang merengkuh trofi Piala Dunia yang diperkuat sederet pemain kunci di beberapa klub top Eropa seperti Achraf Hakimi dan Hakim Ziyech.

“Itu bukan kemenangan yang mudah, kami menunjukkan kualitas, pengalaman, dan semangat tim kami,” beber Deschamps.

Mantan pemain timnas Prancis yang sebagai kapten mampu merengkuh trofi Piala Dunia 1998 di kandang sendiri itu belum mau memikirkan posisinya setelah Piala Dunia. Sebelumnya, Deschamps digadang-gadang akan digantikan Zinedine Zidane.

Bagi Deschamps yang terpenting saat ini adalah memikirkan laga pamungkas menghadapi Tim Tango pada Minggu, 18 Desember 2022 nanti.

Sebelumnya Zinedine Zidane merupakan calon pengganti Deschamps andai Prancis gagal di Piala Dunia 2022. Menanggapi nasibnya, Deschamps tidak terlalu peduli dan lebih ingin fokus ke partai puncak melawan Argentina.

“Saya tidak terlalu memikirkan diri saya sendiri, tetapi saya dapat menghargai fakta bahwa kami telah meraih kesuksesan ini. Untuk pencapaian saya, saya bukanlah hal terpenting di sini,” ujar Deschamps.

Deschamps mengatakan yang terpenting saat ini adalah tim bukan dirinya. Mereka memiliki peluang mempertahankan gelar. Menjadi satu dari sedikit juara bertahan yang sanggup “back-to-back” menjadi juara setelah terakhir kali dilakukan Brasil pada edisi 1958 dan 1962.

“Tim ini lebih penting daripada saya. Kami memiliki peluang untuk mempertahankan gelar kami di final, jadi itu sudah merupakan pencapaian yang luar biasa.Tapi kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan kami, sebagai tim dan untuk negara kami, lebih bahagia pada hari Minggu,” sambungnya.

Deschamps mengakui perjalanan timnya hingga ke final tidak lepas dari kekurangan. Banyak kekurangan yang mereka tunjukkan di laga-laga sebelumnya, termasuk saat menghadapi Maroko. Ia mengatakan untuk menjadi juara sebuah tim harus dalam kondisi terbaik.

“Kami tidak sempurna melawan Inggris atau melawan Maroko. Kami bisa bermain lebih baik. Di final melawan Argentina, kedua tim memainkan tim yang lebih baik daripada yang mereka mainkan di turnamen sejauh ini.”

Deschamps menilai Argentina merupakan tim yang solid. Namun, La Albiceleste bukanlah tim yang sempurna. Argentina tidak selalu dalam kondisi sekuat itu.

“Selalu ada pertempuran di luar sana, kami melihat Argentina yang sangat kuat melawan Kroasia, tetapi mereka tidak selalu sekuat itu.”

Terkait pertandingan final, ia menyebut dua tim terbaik akan beradu. Baginya, kemenangan akan menjadi milik tim yang paling sedikit melakukan kesalahan.

“Kami memiliki dua tim (di final) dengan kualitas yang luar biasa. Tim yang membuat lebih sedikit kesalahan kemungkinan besar akan memenangkan pertandingan, siapa pun yang berhasil melakukannya akan mengangkat trofi,” pungkasnya.

Curhat Pelatih Maroko Usai Tersingkir di Semifinal Piala Dunia 2022

Cerita perjalanan Maroko di Piala Dunia 2022 harus berakhir di semifinal. Langkah Singa Atlas ternyata hanya sampai mengukir sejarah sebagai wakil Afrika pertama yang sanggup menembus empat besar.

Maroko gagal melangkah ke partai pamungkas usai tersandung di hadapan sang juara bertahan, Prancis. Maroko takluk dua gol tanpa balas di Al Bayt Stadium pada Kamis, 15 Desember 2022 dini hari WIB.

Pelatih Maroko, Walid Regragui mengakui pihaknya sudah berjuang maksimal. Memang ada sejumlah pemain utama mengalami masalah. Namun, baginya itu bukanlah alasan.

“Kami memberikan yang maksimal, itulah yang terpenting. Kami mengalami sejumlah cedera, kami kehilangan Aguerd saat pemanasan, lalu Saiss, Mazraoui. Tapi, tidak ada alasan,” beber Walid Regragui.

Pemain kelahiran Prancis itu mengatakan kekalahan ini tidak lepas dari kesalahan kecil yang mereka lakukan. Mereka tampil terlalu terbuka sehingga membuka ruang bagi Prancis untuk menemukan celah. Gol cepat dan gol kedua Prancis akhirnya menjadi pamungkas.

“Kami mesti membayar karena kesalahan tipis. Kami tak memasuki pertandingan dengan baik, kami terlalu boros hal-hal teknis di babak pertama, dan gol kedua membunuh kami. Tapi itu tak merenggut semua hal yang kami lakukan sebelumnya.”

Di balik kegagalan lolos ke final, Regragui mengatakan mereka sudah menunjukkan banyak hal kepada dunia. Salah satunya adalah kehadiran sepak bola Maroko yang tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.

“Yang terpenting adalah memberikan citra yang baik. Untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sepak bola Maroko ada, bahwa kami memiliki penggemar yang hebat.”

Ia sadar untuk bisa berprestasi di kancah dunia mereka harus bekerja lebih keras. Perjuangan mereka hampir mencapai target besar itu.

“Untuk mencapai level tertinggi, untuk memenangkan Piala Dunia, kami harus terus bekerja, tetapi kami tidak terlalu jauh,” tegasnya.

Selanjutnya, Maroko akan memainkan laga terakhir menghadapi Kroasia untuk memperebutkan tempat ketiga. Sang pelatih akan menjadikan laga ini sebagai kesempatan bagi para pemain yang belum mendapat menit bermain. Namun, mereka tetap mematok target untuk merebut posisi ketiga.

“Saya akan memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak bermain, dan kami akan berusaha tampil semaksimal mungkin untuk merebut tempat ketiga,” pungkasnya.

Terkait pertandingan final pada Minggu, 18 Desember 2022 mulai Pukul 22:00 WIB nanti, pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps mengatakan mereka akan menaruh perhatian khusus pada Lionel Messi. Kapten Tim Tango itu sudah menunjukkan diri sebagai pemain berbahaya. Hal ini diakui oleh Deschamps.

“Messi sudah bersinar sejak awal kompetisi. Tentu saja terdapat perubahan di Timnas Argentina. Sejak empat tahun lalu, saya sudah menduga jika bakal kembali bertemu dengannya.”

Deschamps yang mengantar Prancis menjadi juara dunia baik sebagai pemain maupun pelatih itu memastikan pihaknya akan membatasi pergerakan pemain senior yang kini bermain untuk Paris Saint-Germain (PSG) itu.